Intensif Nakes Covid-19, Masih Beku

Jumat 06-11-2020,15:46 WIB
Reporter : Admin Radar Kaur Online
Editor : Admin Radar Kaur Online

BENGKULU SELATAN (BS) – Sejak dibentuk 8 bulan lalu, intensif tenaga kesehatan (nakes) dalam tim penanganan Covid-19 di Rumah Sakit Hassanudin Damrah (RSUHD) Kabupaten Bengkulu Selatan (BS) belum cair, alias masih beku. Nakes pun mengancam mogok. Selama mengabdi menjadi penolong warga yang perpapar Covid-19 mereka tidak diberikan gaji atau intensif. Padahal, mereka mempertaruhkan nyawa untuk melakukan pengobatan kepada warga yang terpapar Covid-19. Seharusnya menjadi garda terdepan penanganan Covid-19 ini mereka diberi insentif guna menambah daya semangat dalam melayani pasien. Salah satu Dokter Covid-19, Rika mengatakan, selama delapan bulan terbentuknya tim penanganan Covid-19 di Kabupaten BS oleh Pemda, tidak pernah mendapatkan insentif padahal. Menurut mereka sangat penting dalam memacu semangat dalam melayani pasien yang terpapar Covid-19. Jika intensif yang mereka harapkan tidak kunjung cair dalam waktu dekat ini mereka mengancam akan berhenti sebagai Dokter penanganan Covid-19. Sebab, apa yang mereka kerjakan tidak ada timbal balik dari Pemerintah. “Apabila insentif kami tidak kunjung cair, kami akan mogok kerja,” ujarnya, Kamis (05/11). Lanjutnya, untuk menyembuhkan pasien yang terkonfirmasi Covid-19 mereka bekerja sudah semaksimal mungkin. Bahkan nyawa menjadi taruhan mereka dalam mengobati pasien yang terpapar Covid-19. Namun, upaya Pemerintahan dalam memberikan intensif tidak ada. Seharusnya ini menjadi PR oleh pihak pemerintahan. Jika mereka tidak bekerja sebagai garda terdepan untuk pengobatan pasien terpapar Covid-19 maka pasien yang terkonfirmasi Covid-19 tidak bisa sembuh dengan cepat. “Jujur tugas kami sangat berat jika tidak ada intensif, bisa-bisa kami yang tertular Covid-19 namun, demi melayani masyarakat kami rela bekerja. Tetapi, harusnya kami sebagai penanganan Covid-19 ini di berikan intensif. Sampai saat ini tanda-tanda intensif yang di berikan tidak ada,” ungkapnya. Dijelaskan, untuk mendapatkan intensif mereka sudah berjuang. Berkoordinasi melalui, Direktur RSUHD Manna BS bahkan, mereka juga sudah menemui Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) BS. Untuk mempertanyakan intensif mereka tetapi hal tersebut sepertinya sia-sia. Karena, sampai saat ini intensif tidak kunjung cair. “Kami kecewa, seharusnya ada intensif untuk kami ini. Karena, kami merupakan garda yang paling depan menangani pasien,” katanya. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan BS, Siswanto, S.Sos, MSi membenarkan, bahwa belum membayarkan insentif para petugas yang menangani pasien covid-19. Untuk dana insentif sebesar Rp 4 M sudah ada. Hanya saja saat ini pihaknya masih menunggu aturan untuk merealisasikan intensif tersebut. “Insentif penanganan Covid sudah ada. Namun belum bisa kami cairkan, karena terkendala aturan, jangan sampai dipaksakan disalukan namun berakibat hukum atau menjadi masalah dikemudian hari,” singkat Siswanto. (rjs)

Tags :
Kategori :

Terkait