BENGKULU SELATAN (BS) – Limbah cair PT Bengkulu Sawit Lestari (BSL) yang dibuang ke Sungai Martam dianggap tidak membahayakan masyarakat. Karena air sungai tidak digunakan untuk kebutuhan rumah tangga masyarakat Kecamatan Kedurang. Meskipun air berwarna bening kini berubah warna hitam kecoklatan, namun ekosistem di dalam sungai martam masih hidup. Hal ini menjadi kesimpulan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Bengkulu Selatan. Mereka mengklaim bahwa seluruh kinerja PT BSL sudah memenuhi Standar Operasional Prosedur (SOP).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) BS, Junior Hafiz membenarkan, limbah cair yang dibuang, menyebabkan Sungai Martam berubah menjadi hitam kecoklatan. Namun, menurutnya tidak membahayakan ekosistem yang ada di dalam sungai tersebut.
“Jika untuk air minum sungai martam memang sejak dulu tidak digunakan oleh masyarakat setempat,” ujarnya, Kamis(14/01).
Lanjutnya, untuk menjaga ekosistem di dalam Sungai Martam, setiap bulan pihaknya melakukan pengecakan limbah cair PT BSL yang dibuang ke sungai. Sejak pertama dilakukan pengeckan, limbah yang di keluarkan PT BSL kini tidak membahayakan ekosistem di Sungai Martam.
“Kita setiap bulannya melakukan pengecakan ke sungai martam hasilnya sudah baik. Artinya, timbah cair PT BSL tidak berpengaruh di buang kesungai itu,” ungkap dia.(rjs)