Elpiji Langka dan Mahal

Rabu 10-03-2021,13:26 WIB
Reporter : Admin Radar Kaur Online
Editor : Admin Radar Kaur Online

BINTUHAN – Kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kilogram kembali terjadi di wilayah Kabupaten Kaur. Puncaknya Senin – Selasa (8-9/3), mayoritas pangkalan mengaku tidak memiliki stok gas melon itu. Dampaknya, harga pun melonjak mencapai Rp 40 ribu per tabung. Kelangkaan ini bukan baru terjadi saat ini. Menurut beberapa pemilik pangkalan, kelangkaan mulai terjadi sejak awal Januari 2021. Namun belum ada solusi dari pemerintah dan pihak berwenang untuk menanggulangi. Seperti yang disampaikan oleh pemilik pangkalan Harmiti Desa Rigangan III Kecamatan Kelam Tengah kepada Radar Kaur (RKa) Selasa (9/3). Dalam sebulan terakhir pasokan Gas Elpiji 3 Kg langka, pasokan sering datang terlambat. Akibatnya ia merasa kerepotan harus menjelaskan kepada masyarakat. Selain terlambat, pasokan yang menjadi jatah pangkalan sering kali dikurangi. Tidak diketahui alasan kenapa pasokan Gas Elpiji 3 Kg sering terjadi kelangkaan. “Akibatnya ketika pasokan sampai kepangkalan ratusan warga akan antrian membeli gas elipiji 3 kg,” terang pemilik pangkalan, Harmiti. Ia menjelaskan untuk wilayah Kelam Tengah dengan 13 desa didalamnya distributor hanya memberikan 2.500 tabung gas elpiji 3 kg perbulan. “Pasokan ini saja tidak mencukupi, datangnya per satu minggu, terkadang dari pesanan tidak sesuai dengan yang diberikan,” terang Harmiti. Lanjutnya, saat ini sudah menumpuk galon yang kosong belum diambil oleh pemasok. Belum diketahui sampai kapan akan terjadi kelangkaan gas elpiji 3 kg. “Sering terjadi pengurangan pasokan, jatah untuk pangkalan saya 2.500 per bulan tetapi kenyataan yang ada sering kali pengurangan. Bulan ini saja cuma 2.050 tabung yang masuk ke pangkalan,” ujar Harmiti. Sambung Harmiti, untuk penjualan tetap mengikuti aturan pemerintah yakni Harga Eceran tertinggi (HET). Untuk mendapatkan gas elpiji 3 Kg, dapat dibeli hanya dengan membawa KTP dan KK untuk dapat memperoleh gas bersubsidi tersebut. “Tapi untuk harga di warung-warung kecil saya tidak mengetahui, karena di pangkalan ini tidak menjual untuk warung-warung kecil. Khusus untuk warga Kelam Tengah, memang ada beberapa warga kecamatan lain yang datang ke pangkalan ini, kalau masih ada sisa dari warga Kelam Tengah, saya berikan,” jelas Harmiti. Langka Sejak Januari 2021 Sama persis dengan yang terjadi di pangkalan gas elpiji milik Masri Desa Pasar Saoh Kecamatan Kaur Selatan. Disini juga mengalami kekurangan. Begitupun dengan pangkalan gas elpiji di Desa Sukaraja Kecamatan Tetap. "Iya, pasokan gas elpiji 3 kg mengalami pengurangan. Ini terjadi sejak Januari 2021 yang lalu," kata pengelola gas elpiji 3 KG Desa Pasar Saoh, Heru, Selasa (9/3). Disampaikannya, biasanya tabung gas dikirim oleh agen atau distributor sebanyak 140 tabung. Namun seperti, Senin (8/3) lalu hanya dikirim 90 tabung. Sehingga warga mengeluh karena tidak kebagian lantaran ada pengurangan. "Pengurangan ini, kata agen langsung dari distributor," ujarnya. Satu tabung gas elpiji 3 kg dijual pada warga Rp 20 ribu. Namun dengan adanya pengurangan, warga yang biasa beli tidak kebagian lagi. Gas elpiji diantar oleh agen ke pangkalan setiap, Senin dan Kamis. Namun ada pengurangan. "Tidak lama lagi memasuki bulan suci puasa ramadhan, diminta pada pertamina jangan ada pengurangan gas elpiji," harapnya. Keluhan gas mulai berkurang dan langka juga datang dari warga Desa Suka Banjar Kecamatan Tetap, Meri (48). Ia mengeluhkan gas mengalami kelangkaan. Warga mulai panik lantaran gas mengalami kekurangan. "Gas merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting warga," ucapnya. Sementara kekurangan gas dialami juga di pangkalan Sunawati Desa Sukaraja, Tetap. Biasanya dikirim 100 tabung dan sekarang ini 90 tabung. Terlambat 3 Hari Terlambatnya pasokan gas elpiji ukuran 3 Kilogram (Kg) kepada pangkalan, hingga 3 hari dari yang dijadwalkan, menyebabkan terjadinya kelangkaan sejak dua pekan terakhir. Akibatnya, masyarakat terpaksa menggunakan kayu bakar, sebagai alternatif. "Setiap pekan kami menerima 500 tabung gas melon. Kendala yang terjadi karena penyuplaian ngaret dari jadwal. Bisa sampai 3 hari keterlambatan. Kemungkinan hal itulah yang jadi penyebab hinga kini terjadi kelangkaan. Untuk harga dipangkalan tetap Rp 22 ribu/tabung," sampai Hasbullah pemilik pangkalan gas elpiji di Desa Tanjung Pandan Kecamatan Kaur Tengah, Selasa (9/3). Kelangkaan gas yang mulai terjadi sejak dua pekan lalu, membuat warga mencari alternatif untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Seperti dengan menggunakan kayu bakar, yang bisa dicari secara mandiri di pinggir-pinggir pantai. Untuk keperluan dengan skala banyak, dengan memberi upah kepada tetangga untuk mencarikannya. "Karena memiliki usaha warung makan, kami meminta tetangga untuk mencarikan. Upah jasanya berkisar Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu untuk satu gerobak sapi," ujar Jakson (50) warga Kelurahan Tanjung Iman Kecamatan Kaur Tengah. Terkait langkanya gas elpiji 3 Kg, Polsek Kaur Tengah Polres Kaur Polda Bengkulu terus melakukan pemantauan, serta menyelidiki kemungkinan terjadinya penimbunan. Baik terhadap pangkalan atau warung eceran akan diberikan sanksi tegas seperti denda hingga penjara, bila ditemui warga yang melakukan tindakan penimbunan. "Terus dilakukan pemantauan, sejauh ini belum ditemui indikasi penimbunan. Bila memang nanti ditemui adanya tindakan tersebut. Lalu dihimbau agar harganya jangan melebihi HET," tutup Kanit Kanit Intelkam, Aipda Dedi, SH. Harga Tembus Rp 40 Ribu Akibat kelangkaan elpiji 3 kg di seluruh wilayah Kabupaten Kaur, harga satu gas elpiji mencapai Rp 40 ribu per tabung. Selain mahal, masyarakat sangat kesulitan mendapatkan gas tersebut. Dengan kondisi ini Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (Diskop UKM dan Perindag) Kabupaten Kaur akan melakukan koordinasi ke pihak distributor dan agen pangkalan untuk mencarikan solusi terkait dengan kelangkaan tersebut. "Untuk kelangkaan gas elpiji di Kabupaten Kaur sudah kita dengar informasi tersebut, saat ini dinas sudah melayangkan surat ke pihak agen gas elpiji," kata Kabid Perdagangan Agus Supianto,S.IP kepada RKa, Selasa (9/3). Dikatakan Agus, kelangkaan gas elpiji disebabkan berbagai hal. Mulai dari banyaknya masyarakat yang melakukan penyetokan atau menyimpan gas elpiji dua hingga tiga tabung untuk satu rumah. Selain itu juga masih banyak masyarakat yang sudah mampu, tapi masih menggunakan gas elpiji tersebut. Hal-hal seperti itu sangat sulit untuk dicegah. Hanya bisa dilakukan dengan kesadaran masing-masing masyarakat yang ada. Lanjut Kabid, untuk mengantisipasi kelangkaan gas elpiji maka pihaknya telah mengajukan penambahan agen gas elpiji. Karena untuk agen gas elpiji di Kabupaten Kaur saat ini baru satu agen. Diharapkan dengan bertambahnya agen, jatah gas elpiji untuk kabupaten Kaur akan bertambah dan diyakini tidak ada lagi kelangkaan gas elpiji di Kabupaten Kaur.(cw1/man/yie/*)

Tags :
Kategori :

Terkait