radarkaur.co.id, BENGKULU SELATAN (BS) - Pembangunan revitalisasi Tebat Gelumpai Desa Batu Lambang Kecamatan Pasar Manna saat ini sudah memasuki tahap ketiga. Pembangunan revitalisasi tahap ketiga ini akan menghabiskan APBN Rp 11,9 miliar (M).
Pembangunan Tebat Gelumpai ini ditargetkan selesai hingga Desember 2022 mendatang. Sementara, pembangunan tahap pertama dan kedua telah dilaksanakan sejak tahun 2021 lalu oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI.
BACA JUGA: Kontrak 207 PPPK Kaur Dievaluasi Setiap Tahun
Wakil Bupati (Wabup) BS H Rifa'i Tajudin, S.Sos menyebutkan, Tebat Gelumpai ini selain dijadikan sebagai waduk. Juga memiliki fungsi resapan dan cadangan air untuk menopang persawahan dan kebutuhan masyarakat.
Tebat Gelumpai juga akan dijadikan sebagai objek wisata baru di Kabupaten BS. Saat ini program pembangunan Tebat Gelumpai sendiri sudah memasuki tahap ketiga.
Wabup mengaku, Tebat Gelumpai akan menjadi objek wisata baru yang ada di tengah kota yang diklaim menjadi satu-satunya di Provinsi Bengkulu.
BACA JUGA: Cabai Merah Segar Rp 100 Ribu, Cabai Rawit Rp 120 Ribu
"Pemkab BS inginkan Tebat Gelumpai ini nantinya menjadi tempat wisata air. Pada lokasi tersebut juga akan dibangun tepat olahraga air, sehingga tempat nongkrong dan joging track. Revitalisasi tahap tiga ini akan berakhir Desember 2022 mendatang," sebut Wabup.
Dijelaskannya, target pengerjaan fisik ditahun 2022 ini mulai dari normalisasi tebat. Serta pemasangan talud beton sebagai pengaman tanggul.
Juga pembuatan spilway sebagai pengatur permukaan air danau serta pintu pengurusnya, penghijauan dan lain-lain.
BACA JUGA: Andalkan Rakit Bambu Seberangi Sungai Sedang Meluap
Diharapkan, revitalisasi ini Tebat Gelumpai dapat berfungsi sebagai sumber resapan air masyarakat sekitar. Bahkan sebagai sumber pengairan sawah di Desa Batu Kuning dan Air Kemang.
"Kami minta Tebat Gelumpai didesign sedemikian rupa. Sehingga selain menjadi kawasan wisata baru. Juga dapat berguna sebagai sumber mata air bersih bagi masyarakat dan sumber pengairan lahan persawahan petani," demikian Rifa'i. (roh)