RADARKAUR.CO.ID, MUARA SAHUNG - Hasil panen petani padi di Kecamatan Muara Sahung anjlok 50 persen. Dibanding hasil panen yang dilakukan bulan Desember tahun 2021 lalu.
Hal tersebut lantaran mengganasnya hama. Seperti tikus, ulat, dan burung Pipit.
BACA JUGA: Kejari Kaur Pemusnahan Barang Bukti Perkara
Jumarlin (35) warga Desa Ulak Bandung Kecamatan Muara Sahung mengatakan, bila pada musim tanam sebelumnya, hasil gabah yang dihasilkan sebanyak 22 karung ukuran 50 Kilogram (Kg).
Namun, hasil panen kali ini hanya 11 karung ukuran yang sama.
"Hama kali ini, terutama tikus terbilang parah. Walau sudah kami tangani dengan pestisida. Tetap saja hamanya sulit ditangani. Akibatnya sebagian tanaman yang diserang gagal panen. Hasil yang didapat juga menurun sampai 50 persen," ungkap Jumarlin, Kamis (18/8).
BACA JUGA: 7 Desa Persiapan Pemekaran Proses Perbup, Tapi...
BACA JUGA: Ini 11 Pelajar Kaur Di Ajang FLS2N Provinsi
Terpisah, Desi Yulistiani (37) warga Desa Muara Sahung juga mengungkapkan hal serupa. Dikatakannya, masa tanam yang tak serentak menjadi dugaan kuat berkumpulnya hama tanaman di satu titik.
Sehingga dibutuhkan penanganan ekstra dalam penanggulangan.
"Berbeda halnya ketika masih dilakukan penanaman benih secara serentak. Karena hama tak bertitik di satu lokasi. Kerusakan yang disebabkan masih bisa terkendali," ungkapnya.
BACA JUGA: 3 Langkah Untuk Atasi Inflasi, Ini Kata Sekda Kaur
Disisi lain, Ketua Kelompok Tani (KT) Palak Pulau Desa Muara Sahung, Zulkaisar berpendapat, belum maksimalnya sistem pengairan.
Serta mulai pudarnya semangat gotong royong (Goro) para petani. Menjadi alasan tak bisa dilakukan penanaman benih secara serentak.
"Dulu para petani melakukan melakukan Goro, agar pengairan sawah berjalan secara baik. Cukup disayangkan hal ini sekarang mulai memutar," ujar Zulkaisar. (yie)