Edward memang memusingkan ayahnya.
Soal wanita. Soal istri orang. Soal pesta mudanya di Paris, pun di zaman perang.
Menurut majalah TIME, Sang ayah pernah mengatakan ''semoga Edward tidak pernah kawin dan tidak punya anak''.
Kelangsungan kerajaan Inggris bisa suram akibat kelakuan Edward.
Maka ketika Edward meletakkan haknya sebagai Raja Inggris, rakyat tidak lagi kaget.
Bahkan bersuka ria.
Waktu itu Elizabeth masih berumur 10 tahun.
Dia pemalu.
Sampai dapat julukan Lilibet.
Ia suka menyalahkan dirinyi sendiri.
Tidak suka mencari kambing hitam.
Waktu kecil, ketika merasa sulit belajar bahasa Prancis dia sampai menyiramkan tinta ke badannyi.
Ketika Raja Edward memilih wanita ketimbang takhta, ayah Elizabeth pun tiba-tiba jadi Raja Inggris: King George VI.
Dan Elizabeth menjadi Princes.
Lalu jadi Ratu. Jadilah Elizabeth ratu Inggris yang luar biasa.
Kisah ''pilih wanita daripada takhta'' Raja Edward VIII ini abadi dalam love story.