Berita terakhir: Shinta mengikutkan tim ESport-nyi ke kejuaraan dunia di Riyadh. Belum juara. Tapi bisa memenuhi syarat ikut kejuaraan dunia saja sudah hebat.
Tim milik Shinta berakhir di peringkat delapan dunia.
"Peringkat delapan saja hadiahnya Rp 1,2 miliar," ujar Shinta.
Memiliki tim ESport itu, katanyi, seperti memiliki klub sepak bola di Eropa.
Nama tim Shinta, Morph ESport, asli tim Indonesia. Morph artinya berubah. Menjadi anggota tim ESport harus pandai berubah; pandai menyesuaikan diri.
"Tim ESport itu harus selalu kompak. Itu kuncinya," katanyi.
Shinta terjun ke dunia game sejak mengetahui data ini: di Indonesia itu yang main game sebanyak 120 juta orang.
Dari angka itu, separonya suka membeli permainan itu.
Betapa besar angka itu. Betapa hebat bisnis game dan yang terkait dengan itu.
Maka Shinta –nama lengkapnyi Shinta Dhanuwardoyo– bikin terobosan. Dia membangun tim ESport wanita. Anggotanyi juga lima orang. Semua dari Indonesia.
"Dari 120 juta pemain game itu wanitanya 46 persen," katanyi.
"Tapi dalam setiap kompetisi, tim wanita selalu dianaktirikan," katanyi.
"Hadiah untuk tim wanita biasanya hanya 10 persen hadiah tim laki-kali," tambahnyi.
Shinta pernah mengadakan turnamen game secara offline. Sebelum pandemi. Yang ikut 7.000 orang. Yang menonton secara streaming 1,5 juta orang.
Membangun tim ESport tidak murah. Shinta pilih membeli tim yang sudah jadi. Mirip di dunia sepak bola beneran.
Jual beli tim ESport juga biasa. Tim itu punya value tersendiri. Saya pun melihat company profile tim milik Shinta itu.