Farwadi Barma
Cerita penegakan hukum dari zaman kuno hingga era milenial, hakikatnya sama saja. Bahkan di hukum agama pun begitu. Tergantung pada penegak hukumnya. Seharusnya penegak hukum itu tutup mata seperti gambar perempuan pegang timbangan dengan mata tertutup itu. Kalau mata tidak ditutup, maka sangat dimungkinkan terbawa kepentingan.
Kelender Indonesia Lengkap
Dunia ini memang lahan pertempuran antaran Keadilan dan Ketidakadilan. Suatu masa ketidakadilan yang menang, di masa lain keadilan yang menang, begitu terus berganti-ganti sampai akhir dunia. Walaupun demikian, kita sebagai komentator Disway punya pilihan, bukan dua tapi tiga, yaitu ikut yang tidak adil, ikut yang adil, atau jadi Bunglon seperti siapa itu.
Kliwon
Karena bagian dari pekerjaan, beberapa tahun lalu aku sering banget disuruh kantor buat ngurusin kasus dan berhubungan dengan hukum dan segenap perangkatnya. Jadilah aku mengalami sendiri apa yang dibilang pak Mahfudz MD. "Hukum di negara kita sudah menjadi sebuah industri besar". Aku sih ga peduli. Toh semua di biayai kantor. Yang paling membuatku menggelinjang adalah, kena urusan hukum ternyata lebih nghabisin duit daripada kena urusan perempuan. Maka akan lebih parah lagi.., kalo sampe berurusan dengan hukum gegara perempuan. Kelar lah hidup. Bisa pailit dunia akhirat.
Oeij Harmoko
mungkin bisa di pertimbangkan hakim di pilih oleh rakyat langsung, dengan metode syarat yg sangat ketat, untuk mencari hakim yg bener bener punya logika yg sangat baik dan bebas dari tekanan kebutuhan hidup.
*) Dari komentar pembaca http://disway.id