BACA JUGA:Link Full Album Candy NCT Dream, Tampil Memukau di First Stage KBS Song Festival
Sementara itu kandungan dari gas Metana memberi pengaruh gas rumah kaca paling signifikan nomor dua (selain karbon dioksida) yang mempengaruhi perubahan iklim.
Dalam sebuah kegiatan Webinar di Universitas Islam Indonesia (UII) yang membahas tentang ‘Kedaulatan energi’ menyinggung soal Penggunaan CNG untuk transportasi darat dan perahu nelayan tradisional dalam program gas bumi.
“Program ini diproyeksikan untuk mengoptimalkan SPBG Pertamina yang dibangun dari dana mandiri APBN. Selanjutnya, sebanyak 35 SPBG yang mulai reaktivasi bertahap. Tiga unit pertama direvitalisasi di wilayah Semarang (Jawa Tengah)," ujar Haryo Yunianto salah satu pengisi acara Webinar UII.
Kesimpulan, energi untuk melakukan ekstraksi gas alam lebih rendah daripada produksi minyak mentah. Terlebih CNG yang berupa gas alam tidak memerlukan proses penyulingan. Sehingg biaya produksi 50 persen lebih murah dibandingkan BBM jenis solar, bensin, Pertalite, dll.
BACA JUGA:Mengenal 7 Tari Pengantin Adat Kaur, Warisan Budaya Bengkulu yang Nyaris Punah!
BACA JUGA:Tarian Dol 2 Bocah TK jadi Pembuka KBN di Provinsi Bengkulu
Selain itu, penggunaan CNG sebagai pengganti BBM menjadi alternatif bahan bakar yang dipastikan lebih hemat dan menjadi solusi ditengah kenaikan harga BBM.
Namun, karena CNG masih menjadi wacana prosesnya sedang diupayakan paling tidak selama 5 tahun akan datang.
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut kelebihan CNG:
· CNG memiliki kandungan yang lebih bersih daripada bensin dan diesel yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca 15-27 persen gas kendaraan
· Harga lebih murah karena biaya produksi hemat 55 persen. Dikarenakan CNG berasal dari gas yang tidak memerlukan proses penyulingan.
BACA JUGA:3 Jenis BBM Dilarang Dijual Apa Saja? Bagaimana Bahan Bakar Pengganti BBM yang Disebut CNG itu?
Berikutnya Kelemahan dari CNG:
· Meski harga jualnya tergolong murah, namun CNG memerlukan penampungan tangki yang lebih besar dari bensin dan diesel. Gas alam yang sudah terkompresi 3,5 kali lebih padat dari bensin.
· Kebersihan tidak bisa dipastikan, sebab CNG berpotensi lebih cepat menghasilkan gas kaca daripada kendaraan diesel atau bensin.
Kejadian ini bisa dilihat melalui penelitian truk sampah dengan bahan bakar CNG yang ternyata banyak memproduksi gas kaca. Hal ini mempertimbangkan bobot kendaraan dan lama waktu penggunaan mesin dalam keadaan nyala.
· Terakhir, harga CNG tidak selamanya stabil karena dipengaruhi fluktuasi liar. Contohnya, tahun 2014 dan 2022 negara India banyak memakai CNG karena harganya yang murah. Otomatis permintaan meningkat, kemudian harga melambung naik.