KAUR, RADARKAUR.CO.ID - Kemampuan untuk memahami pikiran, keyakinan, keinginan, dan emosi orang lain dikenal sebagai ,.
Ini merupakan aspek penting dari perkembangan anak dan merupakan salah satu keunggulan kognisi manusia.
Disparitas dalam kemampuan ToM berkembang di awal kehidupan dan cenderung bertahan sepanjang masa dewasa.
Penelitian ekstensif telah dilakukan pada evolusi kemampuan ToM di masa kanak-kanak dan korelasinya dengan gangguan kejiwaan seperti autisme.
BACA JUGA:Versi Taste Atlas, Pisang Goreng Dinobatkan Sebagai Kudapan Terenak di Dunia
BACA JUGA:Ini Formasi CPNS Kejaksaan, Syarat Khusus jadi Jaksa Mesti Punya Ijazah Ini
Di sisi lain, pemahaman tentang dampak berkelanjutan dari ToM masa kanak-kanak pada hasil kehidupan jangka panjang masih terbatas.
Ini adalah kelalaian yang memprihatinkan karena mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang implikasi seumur hidup dari ToM masa kanak-kanak sangat penting untuk membuat kasus yang meyakinkan tentang perlunya intervensi dini yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan kognitif yang penting ini.
Mengapa pengetahuan kita tentang keuntungan jangka panjang dari ToM masa kanak-kanak sangat terbatas?
Di masa lalu, kurangnya data menjadi kendala yang signifikan dalam mempelajari dampak jangka panjang dari ToM masa kanak-kanak.
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Gas Bocor, Kantin OPD di Padang Kempas Ludes Terbakar
BACA JUGA:GM Media Online Radarkaur.co.id Terpilih Aklamasi sebagai Ketua PWI Kaur
Meskipun ada beberapa studi longitudinal komprehensif yang mengikuti individu dari masa kanak-kanak hingga dewasa, ToM belum dimasukkan di antara keterampilan kognitif yang diukur pada masa kanak-kanak.
Studi-studi ini umumnya berkonsentrasi pada keterampilan akademik yang lebih konvensional, seperti melek huruf dan berhitung.
Namun, rilis data baru-baru ini dari Inggris memberikan kesempatan langka untuk menguji hubungan antara perbedaan dalam ToM di masa kanak-kanak dan hasil kehidupan yang krusial.