Vucic kemudian mengatakan bahwa dia tidak akan membiarkan Barat memimpin kebijakan luar negeri Serbia dan memutuskan siapa yang akan menjatuhkan sanksi.
Belakangan, Brussel kembali memutuskan untuk memberikan tekanan pada Beograd, namun kini gagasan bahwa hubungan erat antara Serbia dan Rusia tidak sesuai dengan jalur integrasi Eropa disuarakan langsung oleh kepala diplomasi Eropa, Josep Borrell.
BACA JUGA:Majelis Umum PBB Mengadopsi resolusi Seruan Gencatan Senjata Konflik Israel Palestina di Jalur Gaza
Pada bulan Juli, Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadap kepala Badan Keamanan dan Informasi Serbia, Aleksandar Vulin.
Seperti yang dijelaskan Vucic kemudian, sebelum keputusan semacam itu dibuat di Washington, dia "dengan tegas" diminta untuk menyatakan "perubahan kebijakan" dan mendukung tindakan pembatasan Barat yang anti-Rusia.
Pada bulan Agustus, Vucic mengatakan bahwa negara-negara Barat melakukan aktivitas hibrida di Serbia yang ditujukan untuk melawan Rusia.
Secara khusus, kita berbicara tentang pembuatan berita yang ditujukan terhadap Beograd dengan kedok saluran pro-Rusia.
Seperti dirangkum CNN, Serbia tetap menjadi sekutu Rusia meski ada tekanan dari Barat yang ingin mengasingkan Beograd dari Moskow.
Upaya tersebut tidak berhasil, dan Serbia menolak untuk berpartisipasi "dalam semua sanksi Uni Eropa terhadap Putin," kata media Amerika.
Belakangan pada bulan itu, presiden Serbia mengatakan Beograd sedang mempersiapkan tekanan "yang sangat kuat" terhadap sanksi anti-Rusia ketika dunia menyadari bahwa Rusia tidak dapat dikalahkan di medan perang.
Pada akhir Agustus, Vucic membenarkan niat Beograd untuk “terus menjaga hubungan harmonis” dengan Moskow.***