Mencampur Beras Merah dan Beras Putih jadi Penyebab Gagal Diet, Kok Bisa?

Jumat 24-11-2023,07:41 WIB
Reporter : Ryen Meikendi
Editor : Muhammad Isnaini

KAUR, RADARKAUR.CO.ID - Bagi kamu yang berjuang keras untuk menjalani program diet jangan terkecoh, karena ternyata ada satu hal kecil yang bisa bikin semua usahamu sia-sia.

Apa itu? Mencampur beras merah dan beras putih.

Yuk, simak penjelasan dari pakar kenapa alasan gagal diet seringkali terletak pada kebiasaan mencampur beras merah dan beras putih.

BACA JUGA:5 Keajaiban Air Rebusan Kayu Manis, Diantaranya Menyehatkan Jantung hingga Mengatur Gula Darah

1. Ketidakoptimalan Pencernaan Nutrisi

Fenomena mencampur beras merah dan beras putih dalam konsumsi pangan dapat diibaratkan sebagai suatu bentuk ketidakoptimalan dalam penyerapan nutrisi.

Dalam hal ini, beras merah dikenal memiliki kandungan serat dan nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan beras putih.

Penggabungan kedua varian beras tersebut dapat menyebabkan diseminasi nutrisi yang seharusnya dapat diabsorpsi secara optimal, sehingga menciptakan situasi di mana efektivitas nutrisi yang diserap oleh tubuh menjadi tereduksi.

Sebagai konsekuensi dari penggabungan beras merah dan beras putih, terdapat potensi penurunan kualitas nutrisi yang dapat diakses oleh tubuh.

Oleh karena itu, ketidakoptimalan dalam penyerapan nutrisi menjadi salah satu dampak yang dapat diakibatkan oleh praktik mencampur beras merah dan beras putih, yang secara langsung dapat berimplikasi pada penyebab kegagalan program diet.

BACA JUGA:10 Contoh Gombalan Anti Mainstream untuk Pasangan, Dijamin Bikin Baper!

BACA JUGA:Gak Perlu Direbus Dulu, Kamu Bisa Coba Rahasia Singkong Goreng yang Mekar Sempurna Ini!

2. Penyebab Kenaikan Gula Darah

Fenomena kenaikan gula darah yang dapat terjadi sebagai konsekuensi dari mencampur beras merah dan beras putih dalam konsumsi pangan, dapat dijelaskan sebagai suatu mekanisme fisiologis yang dipengaruhi oleh indeks glikemik (IG) kedua jenis beras tersebut.

Beras merah, dikenal dengan IG yang lebih rendah, sejatinya direkomendasikan dalam upaya pengelolaan gula darah yang stabil.

Kategori :

Terpopuler