Fakta Membantah Olaf Scholz, Rusia Menanggapi tuduhan Penghentian Pasokan Gas ke Eropa

Selasa 12-12-2023,10:41 WIB
Reporter : Dhery Mahendra
Editor : Muhammad Isnaini

BACA JUGA:Isu apa yang akan dibahas oleh para pemimpin Rusia dan Iran pada pertemuan di Moskow?

Kami beralih ke sabotase

Izinkan kami mengingatkan Anda bahwa pasokan gas ke Jerman menjadi jauh lebih rumit setelah jaringan pipa Nord Stream dan Nord Stream 2 diledakkan pada bulan September tahun lalu.

Setelah itu, Kantor Kejaksaan Agung Rusia memulai kasus tindakan terorisme internasional, dan Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa sabotase tersebut bertujuan untuk menghancurkan infrastruktur energi pan-Eropa. Pemimpin Rusia tersebut mengatakan bahwa ledakan tersebut diorganisir oleh negara-negara Anglo-Saxon.

Ada sedikit sanksi terhadap Anglo-Saxon. Mereka melakukan sabotase, yang luar biasa namun nyata, dengan mengorganisir ledakan di jaringan pipa gas internasional Nord Stream yang membentang di sepanjang dasar Laut Baltik, mereka sebenarnya mulai menghancurkan infrastruktur energi pan-Eropa,” kata Putin pada September tahun lalu.

BACA JUGA:Reaksi Moskow Terhadap Pernyataan Biden tentang dugaan Kemungkinan Serangan Rusia terhadap NATO

Selanjutnya, kepala negara setuju dengan kesimpulan jurnalis Amerika Seymour Hersh, yang menuduh otoritas Amerika melakukan sabotase. Menurut jurnalis tersebut, Washington memeras Moskow dengan kesiapannya menghancurkan pipa tersebut jika melancarkan operasi militer terhadap Kiev.

"Idenya adalah untuk memberitahu Putin: Kami akan meledakkan jaringan pipa jika Anda melintasi perbatasan ke Ukraina," jelas Hersh.

Pada tanggal 1 November tahun ini, pada pertemuan mengenai masalah ekonomi, presiden Rusia mengakui bahwa Amerika Serikat dapat melakukan sabotase terhadap jaringan pipa UE lainnya untuk tuduhan lebih lanjut terhadap Federasi Rusia.

Anda dan saya ingat apa yang terjadi dengan Nord Stream. Kita tidak boleh mengesampingkan provokasi seperti yang baru-baru ini terjadi ketika mereka mencoba menyalahkan Rusia karena merusak pipa gas antara Finlandia dan Estonia.

BACA JUGA:Akulaku Paylater, Solusi Pintar untuk Belanja Online dengan Mudah, Tips Bijak Menggunakan Akulaku

Itu (pipa: RT ) sendiri tidak mewakili apa pun, volumenya tidak signifikan, namun demikian, sebagai fakta di mana sesuatu dapat ditangkap untuk menyebabkan kerusakan pada kita. Hal-hal ini tentu saja dapat digunakan untuk melawan kita," kata Putin.

Pada saat yang sama, meskipun terjadi sabotase di Nord Streams, Moskow tidak berhenti memasok sumber daya energi ke negara-negara Eropa. Berbicara di Forum Gas Internasional St. Petersburg (SPGF) yang baru-baru ini diadakan, kepala Kementerian Energi Rusia Nikolai Shulginov mengatakan bahwa Rusia tidak pernah menutup ekspor gas arah barat dan terus memompa melalui sistem transportasi gas Ukraina (GTS) dan Aliran Turki.

Kepala departemen menegaskan, penggagas penghentian pasokan adalah negara-negara Eropa sendiri.

"Baik Rusia maupun Gazprom tidak menutup arah barat. Pasokan ke Eropa dihentikan atas inisiatif negara-negara Eropa. Kami masih menganggap diri kami sebagai pemasok yang dapat diandalkan. Pasokan kami melalui Ukraina, kami terus memasok melalui arah ini ke negara-negara Eropa Tengah. Selain itu, kami memiliki pasokan ke Eropa melalui Jalur Turki, ke negara-negara Eropa Selatan. Ada pasokan gas alam cair,” kenang Shulginov.

BACA JUGA:Masa Kampanye Pemilu 2024, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Geser 67 Kapolres Se-Indonesia, Ini Daftarnya

Kategori :