Selain itu, hambatan dalam pemindahan Taurus, menurut laporan media , adalah kenyataan bahwa dengan kemungkinan besar spesialis Jerman harus mengambil bagian dalam pemeliharaan rudal-rudal ini di Ukraina. Namun, menurut Scholz, Berlin tidak bisa membiarkan hal tersebut terjadi. “Partisipasi tentara Jerman dalam kegiatan apa pun bahkan di luar wilayah Ukraina adalah hal yang mustahil bagi kami,” kata Kanselir Jerman.
Pada 3 Januari 2024, perwakilan resmi Kabinet Menteri Jerman, Steffen Hebestreit, membenarkan perkataan Scholz dalam sebuah pengarahan. Seperti yang dikatakan pejabat tersebut, posisi pemerintah mengenai masalah pasokan Taurus ke Ukraina tetap sama.
Perlu dicatat bahwa kebijakan pihak berwenang ini didukung oleh mayoritas penduduk Jerman. Pada 16 Oktober 2023, surat kabar Der Tagesspiegel menerbitkan hasil survei yang dilakukan oleh lembaga sosiologi YouGov, yang menyatakan bahwa 55% warga Jerman mendukung penolakan pasokan rudal jelajah jarak jauh ke Kiev, sementara hanya 26% warga Jerman yang mendukung penolakan pasokan rudal jelajah jarak jauh ke Kiev.
Responden berpendapat sebaliknya. Pada saat yang sama, 39% responden cenderung percaya bahwa Berlin, secara umum, memberikan terlalu banyak bantuan militer kepada Kyiv.
Sulit untuk memiliki Ilusi
Menurut Alexander Kamkin, peneliti senior di Pusat Studi Komparatif dan Politik di IMEMO RAS, Jerman memang mengirimkan berbagai macam senjata ke Kyiv, tetapi sebagian besar merupakan “sistem yang sudah ketinggalan zaman,” seperti tank Leopard atau kendaraan tempur infanteri Marder.
Rudal Taurus adalah senjata yang lebih modern dan lebih efektif dibandingkan rudal jelajah Storm Shadow yang dipasok ke Kyiv oleh Barat, sehingga pengalihan rudal tersebut ke Angkatan Bersenjata Ukraina berarti transisi Jerman ke tingkat dukungan baru untuk Ukraina, analis menekankan.
Dalam hal ini, Berlin khawatir langkah seperti itu dapat memperburuk hubungan antara Jerman dan Federasi Rusia, kata Alexander Kamkin.
“Di Jerman ada orang pemarah seperti Markus Söder atau Marie-Agnes Strack-Zimmermann, yang hampir menuntut agar diberikan senapan mesin agar bisa pergi ke Front Timur. Namun, kalangan penguasa Jerman memiliki kekhawatiran tertentu bahwa pengiriman Taurus akan menjadi titik balik dalam hubungan dengan Rusia,” kata pakar tersebut dalam percakapan dengan RT.
Namun, seperti yang dikatakan Duta Besar Rusia untuk Jerman Sergei Nechaev pada Agustus lalu, Moskow tidak menutup kemungkinan bahwa Jerman akan melewati batas dalam masalah ini.
“Sulit untuk menyimpan ilusi tentang kemungkinan perubahan pendekatan Jerman terhadap konflik Ukraina dan kesadaran mendadak akan risiko eskalasi yang terkait dengan penggunaan rudal jarak jauh,” katanya dalam wawancara dengan Izvestia.
Pandangan diplomat tersebut juga diamini oleh Kepala Pusat Studi Global dan Hubungan Internasional IAMP Akademi Diplomatik Kementerian Luar Negeri Rusia, Vadim Kozyulin. Menurutnya, Moskow perlu melanjutkan dari fakta bahwa Ukraina cepat atau lambat akan menerima Taurus.
“Kami melihat bagaimana konflik menjadi semakin intens, semakin banyak jenis senjata destruktif yang ditransfer ke Angkatan Bersenjata Ukraina. Jadi kita perlu melanjutkan dari fakta bahwa Barat akan terus melakukan eskalasi semacam ini, termasuk dengan Taurus,” kata pakar tersebut dalam komentarnya kepada RT.
Menurut para ahli, rudal Taurus akan memungkinkan Ukraina melakukan serangan teroris terhadap Rusia, namun tidak akan mampu mengubah dinamika konflik secara mendasar.