1. Benda yang digunakan sebagai patokan haruslah tegak lurus, ataupun menggunakan bandul.
2. Permukaan tempat meletakkan patokan harus tegak lurus.
3. Waktu pengukuran harus disesuaikan dengan waktu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
BACA JUGA:DPRD Kaur Rapat Paripurna Istimewa dalam Rangka HUT ke-21 Kabupaten Kaur
BACA JUGA:Upacara HUT ke-21 Kabupaten Kaur, Bupati dan Wakil Bupati Semringah, Ada Kejutan Nasi Tumpeng!
Sementara tu, selain umat Islam di Indonesia, fenomena matahari di atas Ka'bah atau disebut peristiwa Istiwa Adzam atau Rashdul Kiblat tahun ini dapat disaksikan secara langsung oleh jemaah haji Indonesia saat berada di Tanah Suci, Makkah, Arab Saudi.
Dilansir oleh Kemenag yang mengutif Arabnews bahwa peristiwa Istiwa Adzam di Makkah, Arab Saudi akan terjadi pada 28 Mei 2024, tepat pukul 12.18 waktu Makkah.
Fenomena zero shadow alias matahari singgah di atas Ka'bah dua kali dalam satu tahun ini.
Dijelaskan juga bahwa penyebab terjadi fenomena Adzam secara astronomis adalah peredaran matahari jika dilihat dari bumi akan selalu berpindah sebesar 23,5 derajat ke utara pada bulan Maret hingga September dan 23,5 derajat ke selatan pada bulan sebaliknya.
BACA JUGA:Terra Drone Indonesia Latih PT Bukit Asam Penggunaan Drone dan Pengolahan Data
Ketika matahari bergerak ke utara dengan posisi Ka'bah yang berada pada 21° 25' lintang utara, maka otomatis pada waktu tertentu matahari akan berada tepat di atasnya.
Saat inilah nilai azimut matahari sama dengan nilai azimut lintang geografis sebuah tempat.
Peristiwa tersebut juga disebut dengan hari tanpa bayangan (zero shadow) karena saat matahari tepat di atas.
Maka membuat benda yang berada tegak dengan matahari sehingga bayangannya menumpuk dengan benda tersebut, seolah tidak memiliki bayangan.
BACA JUGA:Kenapa Memilih Jasa Layanan? Temukan Jawabannya di Sini