Mayoritas Wali Murid Ingin Tatap Muka

Mayoritas Wali Murid Ingin Tatap Muka

KBM di SMAN 3 Kaur KAUR TENGAH - SMAN 3 Kaur memberikan angket kepada para siswa dan wali murid untuk memastikan apakah Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka dapat digelar atau belum. Angket tersebut akan mulai disebar Senin (13/9). Dan diharapkan keputusan dapat segera diambil. Ini disampaikan Kepsek, Fidian Junaidi, M.Pd.Si ketika disambangi Radar Kaur diruang kerjanya, Jumat (11/9). “Bisa dibilang angket yang kami sebar ini sejenis voting suara. Kalau memang nanti suara yang setuju lebih banyak dibanding yang tidak setuju. Maka KBM tatap muka diera ‘New Normal’ akan dilakukan, yang dalam pelaksanaanya tetap dengan penerapan ketat protokol kesehatan. Begitu juga sebaliknya,” ujar Kepsek. Kepsek mengatakan bila memang hasil angket nanti didominasi oleh suara yang setuju agar tatap muka digelar. Pihaknya tetap akan meminta keterangan dan alasan dari mereka yang menyatakan tidak setuju. Bila memang nanti alasan menolak untuk tatap muka dinilai kuat. Maka yang bersangkutan tetap diizinkan untuk melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Namun, bila melihat permintaan orang tua yang disampaikan secara lisan. Kemungkinan besar yang setuju agar KBM kembali digelar secara normal. “Meski diputuskan dari suara terbanyak, kalau memang nanti ada yang belum setuju maka akan kami dengarkan alasan kenapa belum setuju. Dan bila alasannya memang kuat dan tentunya masuk akal, maka siswa tersebut boleh untuk tetap PJJ. Kalau permintaan orang tua itu banyak yang ingin pembelajaran kembali normal,” lanjut Fidian. Ia mengakui ada banyak tantangan yang harus dibenahi dalam PJJ khususnya Dalam Jaringan (Daring). Itu karena sebagian siswa sekolahnya berdomisili di daerah sulit jaringan. Lalu sebelum adanya bantuan dari Pemerintah Pusat. Harga beli untuk kuota internet juga dinilai mahal, dan hal tersebut menjadi beban tersendiri untuk orang tua pelajarnya. Yang kebanyakan berasal dari keluarga menengah kebawah. Ia juga berpendapat, dengan telah banyak digelarnya resepsi pernikahan, mulai ramainya tempat-tempat wisata dan kawasan perbelanjaan. Tentu tidak ada alasan lagi untuk tidak memulainya kembali KBM disekolah secara normal. Karena menurutnya lingkungan sekolah lebih terjamin steril. “Jujur saja hasil PJJ hasil pencapaiannya belum dapat maksimal dan masih banyak yang harus dibenahi agar pencapaian akademik yang diraih lebih maksimal. Kita lihat sekarang itu tempat-tempat wisata sudah mulai ramai. Lalu juga sudah banyak yang pesta pernikahan baik siang hari atau malam hari. Saya rasa tidak ada alasan KBM disekolah harus dilarang. Bukankah pendidikan itu merupakan salah satu kunci dalam pembangunan bangsa,” tegasnya. Untuk persiapan saat ini pihaknya tengah melakukan penggalian sumur bor. Aliran air nantinya akan disalurkan kesetiap depan kelas. Agar peserta didik tak harus khawatir kehabisan air untuk penerapan protokol kesehatan mencuci tangan. Selain itu juga dibentuk tim pengawas yang melibatkan pengurus OSIS dan dewan guru. Untuk memastikan siswa tetap mematuhi protokol kesehatan. Siswa Kerja Bakti Fidian lalu bercerita tak hanya permintaan sejumlah orang tua untuk digelarnya kembali pembelajaran di masa ‘New Normal’. Siswa juga tampak antusias menyambut dibukanya kembali KBM penuh disekolah. Hal tersebut terlihat dengan inisiatif kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah oleh peserta didik. Kegiatan yang dilakukan tanpa harus dikomando oleh Dewan Guru ini, merupakan perwujudan dari rasa cinta memiliki. Peserta didik kepada satuan pendidikan tempatnya menimbah ilmu. “Kalau tidak salah Senin (7/9) sore lalu, ketika dari Kota Bintuhan menuju rumah saya di Kecamatan Luas. Saya kebetulan mampir untuk mengecek keadaan sekolah. Ada sejumlah siswa dan pengurus OSIS sedang kerja membersihkan lingkungan SMAN 3 Kaur. Dan hal tersebut murni inisiatif dari mereka tanpa komando kami dewan guru,” tutup Fidian.(yie)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: