Pemilih Golput Justru Rugi
BINTUHAN - Anggota Komisi I DPRD Kaur Firjan Eka Budi FA, SE mengajak pemilih masyarakat untuk memberikan hak suaranya pada pilkada serentak 9 Desember 2020. Tindakan yang tidak memberikan hak suara atau trend disebut "Golput" justru akan merugikan diri sendiri. Semakin besar parsipasi pemilu, maka semakin baik legitimasi pemilu. Selain tak berpatisipasi dalam menentukan nasib daerah. Tidak menggunakan hak suara, sama dengan menyianyiakan anggaran pemilu. Serta membuka peluang terjadinya kecurangan. "Golput memang hak setiap WNI, namun dengan tidak memberikan pemilihan dalam Pilkada atau Golput justru rugi. Karena yang bersangkutan tidak terlibat dalam menentukan nasib daerah 5 tahun mendatang. Padahal kesempatan tersebut ada," ungkapnya pada RKa, Senin (2/11) malam. Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Kaur ini melanjutkan, Golput memang telah ada sebelum reformasi. Melakukan Golput di era Reformasi, bukanlah sebuah tindakan keren seperti rezim sebelumnya. Golput lahir dari pemikiran sebagian orang yang beranggapan, bahwa pemerintahan hanya boleh di urus oleh pemimpin yang sesuai. Dengan ideologi kelompok mereka sendiri, tanpa mau bernegosiasi dengan realitas yang ada. "Dalam konteks demokrasi masih banyak kelompok masyarakat yang kritis. Lalu ada pers yang siap mengawal janji politik setiap hari. Lalu lembaga sipil independen yang siap mengawal pemerintah. Jadi golput itu mengabaikan fakta bahwa masih ada kelompok masyarakat yang cerdas," ungkap pria yang akrab disapa Ujang Simah ini. Sangat disayangkan bila penyelenggaraan pemilu yang menggunakan anggaran yang berasal dari masyarakat itu sendiri terbuang sia-sia lantaran pemilih memilih golput. Menggunakan hak suara merupakan langkah untuk memanfaatkan, momen memilih pemimpin terbaik. Lalu tindakan golput dengan tidak datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) akan memperbesar kemungkinan terjadinya manipulasi suara. Oleh oknum yang mungkin melakukan kecurangan. Lantaran ada hak suara yang tidak digunakan. Bisa saja berpindah ke perolehan suara salah satu kandidat. "Makanya saya bilang tadi kalau golput itu rugi. Pendanaannya itu berasal dari uang kita sendiri. Jadi sayang sekali kalau tak dimanfaatkan. Belum lagi kemungkinan terjadinya kecurangan. Nama pemilih yang golput dipalsukan untuk menambah perolehan suara salah satu kandidat. Sudah dua kali pemilih golput mengalami kerugian," kata Ujang Simah. Oleh karenanya dia mengharapkan agar pemilih memberikan hak suaranya. Dalam pilkada serentak di bulan Desember mendatang. "Mari berikan hak suara kita untuk Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Kaur," ajaknya. (yie)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: