Modus Penipuan, Sebut Anak Jatuh di WC Sekolah

Modus Penipuan, Sebut Anak Jatuh di WC Sekolah

LUAS - Masyarakat Kabupaten Kaur harus terus meningkatkan kewaspdaaan dari ancaman penipuan. Terutama modus penipuan vie telepon yang sedang marak. Baru-baru ini, penipu mengaku dari sekolah malporkan bahwa anak target penipuan jatuh di WC sekolah dan dirawat di rumah sakit. Peristiwa ini dialami oleh Kepala KUA Luas, Saugus Mariade Fusda, S.Th.I, Kamis (3/12). Agus --sapaan akrabnya-- yang tinggal di Desa Jembatan Dua Kecamatan Kaur Selatan bercerita, sekira pukul 10.40 WIB dirinya mendapatkan telpon dari nomor 0812-8388-6134, yang tak tersimpan di handphone-nya. Penelpon yang mengaku bernama Anwar tersebut mengabarkan, bila anaknya jatuh di kamar mandi sekolah. Membuat kepalanya terbentur dan harus dilarikan ke Puskesmas. "Waktu dapat kabar itu saya langsung izin dari kantor. Orang tua mana yang gak panik dengar kabar buruk menimpa anaknya. Pelaku sempat beberapa kali menelpon, mengabarkan kalau anak saya pingsan dan harus dilarikan ke rumah sakit. Waktu saya tanya kerumah sakit mana, dia bilang gak tahu yang mana. Padahal rumah sakit di Kaur ini cuma ada satu," ceritanya pada RKa. Karena rasa curiganya, ia lantas menghubungi sang istri agar mengecek ke Puskesmas Bintuhan. Dia merasa lega setelah menelpon tetangga sebelah rumah. Yang mengatakan kalau anaknya dalam keadaan sehat wallafiat, dan baru saja pulang dari sekolahnya. "Kalau dilihat dari alur pembicaraannya. Ujung-ujungnya pelaku tentu ingin minta di transfer uang. Alhamdulillah anak saya tidak apa-apa dan saya tidak jadi korban penipuan," ungkapnya lega. Masih ditempat yang sama, Nuraida (45) staf KUA Luas bercerita, dirinya juga pernah mengalami hal serupa. Kejadiannya terjadi beberapa bulan yang lalu. Kala itu penelpon yang mengaku dari kepolisian, mengabarkan bila anak gadisnya diamankan. Lantaran tertangkap menggunakan narkoba jenis sabu. Kecurigaan menjadi korban penipuan bermula. Ketika pelaku yang bersandiwara sebagai anaknya. Memanggil dengan sebutan "ibu". "Kejadiannya malam hari sesudah azan Isya. Waktu pelaku nelpon itu memang ada suara cewek lagi nangis. Ibu ibu tolong aku di tangkap polisi katanya. Disana saya curiganya, anak saya itu manggil dengan sebutan 'emak'," ujarnya. Merasa curiga, ia lantas menghubungi anak gadisnya yang kebetulan sedang kuliah di Kota Madya Bengkulu. Dirinya merasa lega karena anak gadisnya baik-baik saja. Bahkan baru saja selesai sholat dan makan. "Lalu pelaku nelpon lagi menanyakan kapan saya datang kesana. 'Terus saya bilang penjarakanlah seumur hidup'. Terus tiba telponnya diputus," ceritanya. (yie)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: