Iklan Banner KPU Provinsi Bengkulu

JohnAnglo Bro

JohnAnglo Bro

JohnAnglo--

John tahu cara memasak kulit. Tahu cara memilih kulit. Tahu bagaimana harus memperlakukan kulit.

Masalahnya: John tidak ingin terus menjadi karyawan. Ia ingin berwiraswasta. Ia pun berani memproduksi tas dan sepatu kulit.

Dengan kualitas tidak kalah dengan merek yang mahal-mahal itu. Ia membuka industri rumahan. 

Tentu tidak mudah jadi wiraswasta. Tapi setelah menekuni jalan sulit itu John menemukan celah yang dulunya tidak terlihat: make over.

Pengusaha kadang baru menemukan celah ketika sudah menerjuni bisnis awal. Yang diinginkan: memproduksi tas. Yang ditemukan: make over. Itu jalan tak terduga di tengah perjalanan bisnisnya.

Ternyata begitu banyak wanita yang sayang tas mahalnya.

Tapi tas itu kadang mengalami kecelakaan. Maka John yang bisa menyelamatkannya. 

John pun masuk ke celah yang tersembunyi itu: make over.

Pengalamannya yang panjang di ECCO membuat John tidak canggung membongkar tas mahal-mahal. Untuk diperbaiki.

"Dalam melakukan make over kulit tas yang sudah terluka kita ganti. Persis sama," katanya. Kalau yang luka bagian depannya, yang belakang pun sekalian kita ganti. Agar kedua sisinya sama. Itu sebernarnya sama saja dengan membuat tas baru. Betul begitu? 

"Iya dan tidak," katanya. Ada unsur ''tidak'' - nya. Bagian dalam tas mahal itu tidak diganti. Tidak dibuang. Dipakai lagi sepenuhnya. Yang bentuknya seperti kain sutera lembut itu.

Bagian dalam tas bisa dikembalikan seperti semula. Itu yang membuat tidak terasa kalau tas tersebut sudah di-make over.

Apalagi logo mereknya juga dikembalikan di posisi aslinya. Pegangan tasnya memang diganti, tapi logam gantungan yang asli dipakai kembali. Di logam itu biasanya ada logo merek aslinya. Orang pun tidak tahu kalau pegangan tas itu sudah dibuat baru. 

John tentu juga bikin tas baru. Dengan merek JohnAnglo. Tidak hanya dari kulit sapi. Ia juga membuat tas yang bahannya dari kulit buaya. Croco. Juga yang dari kulit ular. 

Kalau saja tas-tas merek John Anglo itu tidak dipajang di kios UMKM bisa jadi dikira bikinan Florida atau Milano.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: