Presiden Rusia Membahas KTT BRICS dengan Presiden Afrika Selatan, Indonesia Gabung BRICS?

Putin mengkonfirmasi kepada Ramaphosa bahwa dia tidak akan menghadiri KTT secara langsung karena kehadirannya diperlukan di Rusia.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov secara pribadi akan mewakili Moskow, sementara Putin akan terhubung melalui tautan video.

BACA JUGA:Ekonomi Rusia Tahun 2023 Diperkirakan Terus Tumbuh

BACA JUGA:Volume Perdagangan Antara Rusia dan Uni Emirat Arab 'Melonjak'

Amerika Serikat dan sekutunya telah menegaskan bahwa Afrika Selatan memiliki kewajiban hukum untuk menangkap Presiden Rusia sebagai penandatangan Statuta Roma Pengadilan Kriminal Internasional.

Pada bulan Maret, ICC mengeluarkan "surat perintah penangkapan" terhadap Putin, berdasarkan tuduhan Ukraina bahwa evakuasi anak-anak Rusia dari zona konflik adalah "migrasi ilegal".

Moskow menolak tuduhan itu sebagai tidak berdasar, memberi tahu ICC bahwa perintahnya di Rusia tidak berlaku secara hukum, dan mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk para hakim dan jaksa yang terlibat.

Setelah oposisi Afrika Selatan mengajukan isu tersebut bulan lalu, Ramaphosa mengatakan bahwa penangkapan Putin akan mengarah pada "deklarasi perang" oleh pemerintahnya, dan dia tidak akan melakukannya.

BACA JUGA:Tak ada KFC dan McD, Rusia punya Brand Makanan Siap Saji Sendiri, Ini Dia

BACA JUGA:Mengenal Rubel Mata Uang Rusia dan Jatuh Bangun Rubel Sejak Perang Ukraina

“Ini bertentangan dengan Konstitusi kita untuk mengambil risiko berperang dengan Rusia,” tulisnya dalam pengajuan pengadilan yang dirilis pada 18 Juli.

Pertemuan BRICS yang akan datang dipandang oleh banyak orang sebagai titik balik bagi blok perdagangan.

Karena organisasi tersebut harus memutuskan apakah akan menerima anggota baru.

Menurut Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Naledi Pandor, 23 negara telah mengajukan akses resmi.

BACA JUGA:2 Jenis Universitas Terkemuka di Rusia, Minat Belajar ke Negeri Beruang Merah?

Sumber: