Indonesia Peringatkan Terhadap 'Persaingan Destruktif’ di Asia

Indonesia Peringatkan Terhadap 'Persaingan Destruktif’ di Asia

Indonesia Peringatkan Terhadap 'Persaingan Destruktif’ di Asia--ilustrasi

Indonesia Peringatkan Terhadap 'Persaingan Destruktif’ di Asia

JAKARTA, RADARKAUR.CO.ID - "Negara-negara di Asia-Pasifik tidak boleh menjadi wakil kekuatan Asing," kata Presiden Joko Widodo.

Presiden Indonesia Joko Widodo telah menekankan perlunya persatuan dalam ASEAN, dengan mengatakan bahwa blok ekonomi Asia Tenggara harus menjaga hubungan baik demi stabilitas regional.

Berbicara pada pertemuan puncak KTT ASEAN di Jakarta pada hari Rabu, Presiden Widodo meminta negara-negara anggota untuk melakukan hal tersebut.

BACA JUGA:G7 Batal Tinjau Batasan Harga Minyak Rusia, Gagal Tekan Pendapatan Rusia

BACA JUGA:Booming Perjalanan Tiongkok Memicu Kenaikan Harga Minyak

“Bekerja bersama-sama untuk mencapai kerja sama yang adil dan saling menguntungkan,” kata Jokowi mendesak agar tidak terjadi perselisihan dan pertikaian antar tetangga.

“ASEAN telah sepakat untuk tidak menjadi proxy bagi negara mana pun. Jangan jadikan kapal kami menjadi medan pertempuran persaingan yang bersifat destruktif,” dia berkata.

“Kita sebagai pemimpin harus memastikan kapal ini terus bergerak dan berlayar dan kita harus menjadi kaptennya untuk mencapai perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan bersama.”

Presiden Indonesia menyerukan “strategi taktis jangka panjang,” mengatakan anggota ASEAN harus menyusun rencana kerja sama “relevan dan memenuhi harapan masyarakat.”

BACA JUGA:Pertamina Umumkan Daftar Harga Elpiji 3 kg, 5,5 kg dan 12 kg di Berbagai Daerah Indonesia, 7 September 2023

BACA JUGA:Jelang Aturan Baru Elpiji 3 Kg, Polisi di Labura Gerebek Gudang Pengoplosan Elpiji

Komentar Widodo muncul segera setelah Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, mengunjungi ibu kota AS untuk melakukan pembicaraan dengan rekannya dari Amerika.

Selama perjalanan, Pentagon mengeluarkan sebuah “pernyataan pers bersama,” yang dikaitkan dengan Subianto dan kritis terhadap Rusia dan Tiongkok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: