Volume Penerbitan Hipotek di Rusia Memecahkan Rekor

Volume Penerbitan Hipotek di Rusia Memecahkan Rekor

MOSCOW, RADARKAUR.CO.ID - Pada September 2023, volume pinjaman hipotek yang diterbitkan di Rusia mencatat rekor baru dan mencapai 955 miliar rubel.

Para ahli mengaitkan dinamika tersebut dengan pengaruh program preferensial, serta dengan keinginan warga untuk mengambil pinjaman perumahan tepat waktu sebelum uang muka meningkat dan kemungkinan kenaikan suku bunga.

Bagaimana harga real estat dapat berubah dalam kondisi ini ada dalam materi RT.

BACA JUGA:Manuver Moneter: Mengapa Tiongkok Terus Mengurangi Investasi pada Utang Pemerintah AS

BACA JUGA:Pinggiran Superbenua Rodinia: Ahli Geologi Rusia telah menentukan Usia Samudra Turkestan Kuno

Pada bulan September 2023, volume pinjaman perumahan yang diterbitkan di Rusia meningkat sebesar 12% dan berjumlah 995 miliar rubel dibandingkan dengan 849 miliar rubel pada bulan Agustus. Data tersebut terkandung dalam informasi dan bahan analisis Bank Sentral.

"Menurut data awal, KPR kembali memecahkan rekor. Pertumbuhan portofolio pada bulan September adalah 4,2% (+3,7% pada bulan Agustus), dan sejak awal tahun - 23,5%, lebih tinggi dari indikator yang sama untuk tahun luar biasa 2021 (20,9%)," kata Bank Sentral dalam materinya.

Sebagaimana dicatat oleh regulator, angka tersebut meningkat sebagian besar karena penerbitan hipotek dengan dukungan negara.

Jadi, pada bulan pertama musim gugur, Rusia mengambil pinjaman preferensial sebesar 646 miliar rubel, 27% lebih tinggi dari nilai Agustus.

BACA JUGA:Profesor Cecep Darmawan: Hadapi Tantangan Digitalisasi Pendidikan, Pentingnya Rancangan Induk dan Peta Jalan

BACA JUGA:Gagal Lolos Seleksi Administrasi PPPK 2023? Ini Solusi yang Ditawarkan Menpan RB

Volume pinjaman yang dikeluarkan untuk hipotek keluarga meningkat dari 232 miliar menjadi 289 miliar rubel, dan untuk pinjaman preferensial - dari 226 miliar menjadi 286 miliar rubel.

Pada saat yang sama, tingkat perolehan pinjaman perumahan dengan harga pasar, sebaliknya, menurun sebesar 9%, tambah Bank Sentral.

Sumber: