QNAP Berikan Solusi Canggih Perlindungan Ransomware lewat ADRA NDR

QNAP Berikan Solusi Canggih Perlindungan Ransomware lewat ADRA NDR

Revolusi Pencarian Gambar AI dengan Qsirch 5.4.0 Beta di NAS QNAP--ilustrasi

QNAP Berikan Solusi Canggih Perlindungan Ransomware lewat ADRA NDR

JAKARTA, RADARKAUR.CO.ID - Dengan ransomware yang terus menjadi ancaman besar bagi keamanan siber perusahaan dan permintaan tebusan yang kian melonjak, industri manufaktur, pemerintahan, dan pendidikan menjadi sasaran utama serangan ini.

Contoh nyata terjadi pada 3 Agustus 2018, ketika Perusahaan T, pemimpin global di bidang semikonduktor dan diakui sebagai benteng keamanan siber, mengalami kerugian finansial besar karena kegagalan mematuhi SOP keamanan saat menambahkan server baru.

Insiden ini, yang melibatkan virus WannaCry, menyebar cepat melalui jaringan produksi Perusahaan T, mengakibatkan kerugian mencapai NT$5,2 miliar dan menimbulkan kekhawatiran global serta pelajaran penting tentang pentingnya keamanan siber.

BACA JUGA:Tarif Angkutan AKAP dan AKDP Kelas Non Ekonomi pada Angkutan Lebaran 2024 di Provinsi Bengkulu

BACA JUGA:Kasus Pidana Pemilu Mulai Disidang di PN Bintuhan Secara In Absentian, Apa Maksudnya?

Anda memerlukan pertahanan baru terhadap serangan baru

Dalam menghadapi ransomware yang semakin kompleks, perusahaan memerlukan strategi pertahanan yang inovatif.

Penelitian menunjukkan bahwa kerugian rata-rata per insiden ransomware pada tahun 2023 melampaui 5 juta dolar AS, dengan total kerugian global mencapai lebih dari 30 miliar dolar AS.

Di Taiwan, ancaman cyber meningkat secara dramatis, dengan serangan mencapai hampir 15.000 per detik, tertinggi di Asia-Pasifik.

Hal ini menunjukkan bahwa risiko gangguan produksi dan kebocoran data adalah ancaman nyata yang terus-menerus.

BACA JUGA:MEMILUKAN! Akibat Bermain Cinta dengan Pelajar SMA, Siswi SMP di Kaur Berbadan Dua

BACA JUGA:Promo Spesial deGadai, Nikmati Pinjaman Hingga Rp200 Juta Tanpa Bunga, Simak Syarat dan Ketentuan

Perusahaan kecil dan menengah (UKM), yang merupakan mayoritas bisnis di Taiwan, sering kali menjadi target empuk karena keterbatasan sumber daya dan keamanan siber yang tidak memadai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: