TANJUNG KEMUNING – Bukan hanya siswa yang merasa tidak puas dengan sistem pembelajaran di masa transisi Covid-19. Namun, guru sebagai tenaga pendidik pun merasakan hal yang sama. Belajar tatap muka dibatasi waktu singkat, sedangkan pola dalam jaringan (daring) sangat terhambat minimnya akses jaringan. Sehingga, materi pembelajaran yang diberikan sangat terganggu bahkan lebih cenderung terlambat. Tugas yang diberikan secara online oleh guru tidak semuanya dapat diakses oleh siswa. Khususnya, bagi peserta didik yang berada dikawasan sulit jaringan. Waktu belajar di kelas tatap muka hanya dibatasi empat jam dibagi beberapa mata pelajaran. “Untuk belajar daring dibutuhkan akses jaringan yang kuat. Dibeberapa titik, ada yang sama sekali tidak memiliki sinyal sehingga siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan mengalami kesulitan. Harapan ke depan, ancaman Covid-19 benar-benar pulih agar siswa dapat belajar tatap muka seperti biasam,” ungkap Kepala SMPN 6 Kaur, Gusti Arsyah, S. Pd, kemarin (27/7). Sejak wabah Covid-19 merebak, pada dasarnya tingkat prestasi siswa sangat menurun dibanding dengan sebelum Covid-19. Belajar online kurang dipahami oleh siswa, banyak diantara siswa yang tidak memahami materi pelajaran. Tugas yang diberikan bisa dikerjakan karena buka buku catatan atau modul pembelajaran. Jadi tidak ada daya hafal atau penguasaan materi. “Untuk prestasi akademik, sangat jauh menurun dibanding sebelum wabah Covid-19. Selama belajar dari rumah, siswa tidak maksimal. Hal ini banyak faktor yang mempengaruhinya,” terang Gusti Arsyah.(xst)
Tatap Muka Terbatas, Daring Terkendala Jaringan
Senin 27-07-2020,09:18 WIB
Editor : Admin Radar Kaur Online
Kategori :