Berkerumun Antri Elpiji, Waspada Klaster Baru Covid-19

Sabtu 17-10-2020,12:20 WIB
Reporter : Admin Radar Kaur Online
Editor : Admin Radar Kaur Online

TANJUNG KEMUNING – Kerumunan warga antrian gas 3 Kg hampir terjadi disetiap wilayah pelosok daerah. Kerumunan warga ini dikhawatirkan menjadi klaster baru penyebaran Covid-19. Bahkan, antrian panjang yang menyebabkan berjibunnya warga ini melibatkan anak-anak. Tidak sedikit, emak-emak yang antri sambil menggendong anak ditengah kerumunan orang banyak. Selain itu, tidak sedikit pula diantara kerumunan emak-emak ini terlihat ada yang tidak menggunakan masker. “Pemerintah harus berbuat cepat mengatasi kerumunan ini. Dengan mempercepat penguraian antrian gas. Pasokan gas elpiji 3 Kg harus ditambah guna mengatasi kerumunan warga yang berebut. Apalagi, Pertamina dengan lantangnya menyatakan bahwa stok gas 3 Kg aman. Pertamina bisa saja dipersalahkan jika terjadi kelonjakan kasus positif Covid-19 yang disebabkan kerumunan antrian,” ungkap Norman (41) warga Desa Padang Leban Kecamatan Tanjung Kemuning, Jumat (16/10). Pemerintah sudah berulang kali agar masyarakat tidak berkerumun, tetap menjaga jarak, dan menggunakan masker serta rajin cuci tangan. Namun, demi mendapat gas 3 Kg terlihat kerumunan warga yang tidak dapat dihindarkan lagi, lanjutnya. Antrian dan kerumunan warga ini terlihat jelas disetiap pangkalan atau agen gas subsidi. Oleh karenanya, perlu diingatkan agar Pertamina dan distributor mencari upaya mengatasi kerumunan warga saat mengantri gas. Dengan demikian, akan mengurangi resiko lahirnya klaster baru dalam penyebaran Covid-19. Pemahaman warga menghindari kerumunan juga patut ditingkatkan lagi. Akan tetapi, desakan kebutuhan gas menghilangkan rasa cemas akan penyebaran virus. “Selama gas belum stabil, maka kerumunan antrian warga akan selalu terjadi. Pemerintah dituntut bekerja keras mengurai kerumunan warga ini,” pungkasnya. Disisi lain, pemerintah bersama aparat gabungan sudah maksimal gelar Ops Yustisi penerapan protokol kesehatan, namun kesadaran warga mash tetap minim. Pasalnya, banyak terlihat atau dijumpai warga yang tidak menggunakan masker ditempat umum. Bahkan, ada yang tidak memperdulikan jarak aman. Ancaman sanksi pelanggaran protokol kesehatan pun belum membuat efek positif bagi masyarakat. “Selain Ops Yustisi yang perlu ditingkatkan, ada hal yang lebih penting yakni menciptakan kesadaran masyarakat agar senantiasa atau membiasakan diri menggunakan masker diluar rumah,” ungkap Marwan Usadin (54) warga Desa Tanjung Kemuning III, Jumat (16/10). Menurutnya, sekuat apapun upaya yang dilakukan oleh pemerintah memutus penyebaran Covid-19 tanpa diiringi kesadaran masyarakat untuk menjaga keselamatan diri dan keluarganya. Kurangnya kesadaran masyarakat ini, sangat didasari oleh rasa ketidakpercayaan atas adanya virus corona. Sehingga, keinginan untuk mengikuti instruksi pemerintah terkait pencegahan Covid-19 sangat sulit dilakukan warga. Tugas berat pemerintah adalah memberi pemahaman kepada warga akan Covid-19 yang memang nyata adanya. Covid-19 bukan hanya cerita dongeng yang dibesar-besarkan untuk kepentingan ekonomi global. “Covid-19 nyata ada dan sudah banyak korban, demi menjaga keselamatan bersama kewajiban menggunakan masker dan jaga jarak serta cuci tangan setiap habis aktivitas,” pungkasnya.(xst)

Tags :
Kategori :

Terkait