BENGKULU - Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut 3, Agusrin M Najamudin dan Imron Rosyadi dalam debat publik yang diselenggarakan oleh KPU Provinsi Bengkulu Senin malam (9/11) di Hotel Mercure menyampaikan program visi misi dengan lugas dan jelas. Target pertama Agusrin Imron apabila memimpin Bengkulu, yaitu mulai dari hal-hal kecil seperti memastikan rakyat Bengkulu tidak kelaparan. "Bagaimana mungkin kita bisa yang besar-besar sekali kalau rakyat kita pada posisi kelaparan, tidak realistis," jelas Agusrin. Di saat Agusrin memimpin di tahun 2005-2010, beliau selesaikan terlebih dahulu urusan perut, ketika sudah surplus beras, tingkat kemiskinan rakyat sudah rendah. IPM sudah tinggi, baru beliau bicara hal yang besar. "Yang paling penting adalah kami tidak mempunyai program yang muluk-muluk. Tapi kami hanya punya program yang mungkin bisa gampang dilaksanakan," terang Agusrin. Yang pertama dilakukan Agusrin-Imron bila menjadi pemimpin Bengkulu adalah bagaimana perut rakyat harus aman, 10.000 unit handtractor dibagi kembali, pupuk harus turun, harga gas harus turun, lalu kemudian beliau akan memastikan harga sawit harus minimal Rp 2.500,- per kilo, harga kopi Rp 25.000,- per kilo, harga karet harus di atas Rp 15.000,-. "Anak-anak SMA harus kita gratiskan, lalu kemudian APBD Provinsi harus ada yang dialokasikan untuk perangkat desa, lalu bedah rumah. Yang kira-kira bisa dilakukan dengan cepat di tahun pertama (2021, red), jelas mantan Gubernur Bengkulu tersebut. Selanjutnya Agusrin menambahkan, masih banyak hal yang tidak bisa dikemukakan karena terbatas waktu debat dibatasi. Yang sebenarnya bukan pertanyaan Agusrin-Imron, tapi pertanyaan masyarakat. "Sepertinya Pak Helmi sayang sekali dengan Provinsi Bengkulu tapi kenapa tidak sama dengan kenyataannya. Kenapa APBD Kota Bengkulu justru dipindahkan dari Bank Bengkulu ke Bank lain. Kalau sayang dengan provinsi ini, Bank ini kan didirikan oleh pendiri Provinsi Bengkulu, kenapa kita besarkan Bank ini," pungkas Agusrin mempertanyakan. Agusrin juga mempertanyakan, kenapa masyarakat Kota Bengkulu dan Provinsi Bengkulu langsung diberikan hukuman, siapa yang melanggar Covid-19. Sementara kewajiban pemerintah tidak dipenuhi dulu. Seharusnya, bagikan dulu masker sebanyak-banyaknya kepada masyarakat gratis, setelah terbagi semua dengan rata, baru kita buat Peraturan Daerah-nya, menurut Agusrin hal tersebut tidak adil dan zhalim. "Program satu desa satu ambulans, kenapa 7 tahun menjabat Walikota tidak dicoba dulu di Kota Bengkulu di Kelurahan," tutup Cagub putra asli daerah Bengkulu tersebut.(rls/prw)
Program Agusrin-Imron Lebih Jelas dan Realistis
Rabu 11-11-2020,15:39 WIB
Editor : Admin Radar Kaur Online
Kategori :