KELAM TENGAH – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) wajib disikapi dengan hati yang dingin. Perbedaan pilihan terhadap kandidat bukan pemutus hubungan silaturahmi antar warga. Meskipun berbeda pilihan, hubungan baik tetap harus dijaga dan ditingkatkan. Sebab, beda pilihan adalah wujud nyata dari makna demokrasi. Pilkada merupakan sarana dalam menentukan calon pemimpin daerah sesuai dengan hati nurani. Dalam satu keluargapun bisa berbeda pandangan. Apalagi, jika sudah lain atap tempat tinggal. Siapapun yang terpilih, maka ia yang wajib dihormati karena suara rakyat menginginkannya menjadi pemimpin. Hubungan baik antar warga harus dijaga dan dipertahankan. Sedangkan, politik musiman yang datang setiap lima tahun sekali. “9 Desember 2020 adalah hari yang menentukan siapa yang lebih layak memimpin daerah menurut hati nurani masyarakat. Jadi, jangan sampai memecah persatuan dan kesatuan masyarakat yang selama ini hidup bergandengan tangan dalam ikatan emosional keluarga dekat,” ungkap Nopran Wijaya (48) warga Desa Pagar Dewa Kecamatan Kelam Tengah, Rabu (9/12). Masih kata Nopran, masyarakat hendaknya tetap saling menghargai satu dengan yang lain. Meskipun, nantinya calon pilihannya menang jangan dirayakan dengan gegap gempita. Karena akan membuat ketersinggungan masyarakat yang lain. Begitu pula sebaliknya, jika pilihannya kalah maka terima dengan lapang dada. Jangan menebar kebencian atau permusuhan. Sebab, dalam politik perlu dipahami bahwa tidak ada teman abadi, tidak ada musuh abadi dan sahabat abadi. Setiap saat dapat berubah mengikuti perkembangan. Oleh karenanya, sebagai masyarakat yang baik biarkan semua berjalan sesuai dengan koridornya. “Hormati siapapun yang dipercaya masyarakat untuk memimpin, jangan dibuat gaduh dengan mengumbar rasa kebencian atau balas dendam,” demikian Nopran.(xst)
Beda Pilihan, Bukan Pemutus Silaturahmi
Kamis 10-12-2020,13:38 WIB
Editor : Admin Radar Kaur Online
Kategori :