MUARA SAHUNG - "Ndang semintang lah lame, lah lupe ngan bahase. Mak Uncu dipanggil Tante,". Begitulah petikan lirik salah satu lagu daerah Kabupaten Kaur, dengan judul Gadis “Antaun” dilantunkan salah satu seniman musik, Sirat Judin atau akrab disapa Dang Sirat. Lagu daerah ini memiliki pesan moral, agar para tak melupakan bahasa daerah, meski telah lama berada di perantauan. "Bahasa itu merupakan salah satu kekayaan daerah. Sesuatu yang jadi kebanggaan bagi pemiliknya. Karenanya, bagi kami keturunan Suku Semende Lembak. Walaupun lahir dan besar di luar daerah asal. Paling tidak harus menguasai arti dari dialek bahasa daerah Semende. Saya rasa prinsip ini juga dipegang suku daerah lain," ujar Padulaman (55) tokoh adat Desa Ulak Bandung Kecamatan Muara Sahung, Minggu (28/3). Dia tak memberikan kecaman atas bahasa gaul abad milenial. Menurutnya, hal tersebut merupakan imbas dari majunya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek). Lalu, di setiap era memang selalu ada bahasa trend. Seperti bahasa gaul pada era 70-an, atau disebut bahasa proken. Bahasa gaul ini mulanya sebuah kata sandi yang digunakan para preman untuk berkomunikasi secara rahasia. Contoh kosakatanya yakni "nyokap" yang berarti ibu. "Bagi saya tak masalah mau pakai bahasa gaul. Toh sejak zaman saya remaja dulu sudah ada. Tapi harus tetap melihat kondisi, seperti dengan siapa dan untuk siapa si pelaku berkomunikasi. Selain itu meski pakai bahasa gaul, jangan lupakan sopan santun," tutupnya. (yie)
Jangan Lupakan Bahasa Daerah
Senin 29-03-2021,15:12 WIB
Editor : Admin Radar Kaur Online
Kategori :