RADARKAUR.CO.ID, MUARA SAHUNG -Kenaikan harga jual cabai di pasaran yak berdampak signifikan bagi ekonomi petani. Meskipun harga jual cabai saat ini mencapai Rp 85 ribu – Rp 100 ribu perkilogram, namun hal itu tidak bisa dinikmati oleh petani.
Meskipun harga naik, namun nyatanya terjadi penurunan produksi cabai akibat kondisi cuaca. Belum lagi ongkos produksi tinggi sebelumnya sudah dikeluarkan oleh petani.
BACA JUGA:Dinkes Kaur Hanya Fogging Jika Warga Siap Bayar?
Salah seorang petani cabai di Desa Tri Tunggal Bakti Kecamatan Muara Sahung Kabupaten Kaur, Samsir (34) mengungkapkan salah satu penyebab mahalnya harga cabai, lantaran hasil produksi yang menurun.
Hal tersebut sering terjadi saat intensitas hujan tinggi. Tak hanya membuat turunnya hasil produksi. Cuaca ekstrem juga berpotensi membuat gagal panen.
BACA JUGA:Dicurangi Rejang Lebong, Protes Tim Voly POPDA Kaur
"Saat musim panen. Karena cabai yang melimpah, harga cabai pernah sampai Rp 20 ribu per-Kg. Ini membuktikan kalau mahal atau tidak harga cabai tergantung banyak sedikit hasil panen," ujar Samsir.
Selain karena faktor cuaca yang membuat penurunan hasil panen. Mahalnya harga pupuk yang kini hingga Rp 650 ribu per-karung ukuran 50 Kg. Menjadi alasan selangitnya harga cabai, tak terlalu membawa dampak ekonomi bagi petani.
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Hentikan Posko Checkpoint, Hewan Ternak di Kaur Rawan Terjangkit PMK
"Meski harganya naik tapi produksi menurun. Lalu dibandingkan dengan harga pupuk yang selangit. Tak ada perubahan berarti," pungkasnya. (yie)