Tes untuk mengetahui varian baru itu mahal. Sekitar Rp 8 juta per satu orang. Bayangkan kalau 5.000 orang itu dibilang varian siluman semua. Rp 40 miliar.
Apakah terhadap 5.000 orang itu dilakukan sequencing DNA semua?
Jelas tidak. Angka 5.000 sehari itu didapat dari PCR dan rapid test. Berarti belum jelas berapa yang siluman.
Menurut Indro pemeriksaan PCR dan rapid test itu sederhana. Yang diperiksa adalah bagian ''pentol'' di paku virus itu. Biayanya hanya Rp 35.000/orang. Sedang sequencing DNA memeriksa bagian ''batang pentol'' di virus Covid-19.
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Sekretaris dan PPK KPU Kaur Tersangka Korupsi Dana Hibah Pilkada 2020
BACA JUGA:BREAKING NEWS : Detik-Detik Jelang Penetapan Tersangka Kasus Hibah KPU Kaur
"Setiap kali varian baru muncul, yang berubah selalu di bagian pentol itu. Di ujung paku-paku itu," ujar Indro. Itulah sebabnya, rapid test selalu bisa mendeteksi virus Covid –tanpa tahu variannya apa.
Maka biar pun varian baru ini disebut siluman –-nama resminya BA2.75– masih juga tidak punya kesaktian silumannya. Tetap bisa dideteksi. Baik lewat PCR maupun rapid test. Itulah jenis siluman yang mudah ditangkap manusia. "Tidak usah takut berlebihan," ujar Indro. "Lha wong kode depannya tetap BA. Berarti siluman itu tetap kelompok omicron juga."
"Artinya, antibodi penyintas tetap bisa mengatasinya," tambah Indro. Antibodi penyintas adalah antibodi yang dimiliki orang yang pernah terkena Covid-19. "Antibodi dari vaksin Sinovac juga bisa mengatasi," katanya.
Prof Dr Chairul Anwar Nidom mulai mencurigai perkembangan anak-anak Omicron. "Ada temuan baru virus Covid-19 tidak mengikuti pola virus yang lain," ujar pemilik laboratorium dan lembaga penelitian Prof Nidom Foundation (PNF) itu.
Virus lain seperti flu, setelah masuk ke dalam sel memperbanyak diri. Lalu menerobos keluar sel sampai selnya pecah. Sel yang pecah itu yang bisa menimbulkan gejala seperti demam dan suhu tinggi.
BACA JUGA:Siap-Siap.., Inspektorat Kaur Audit Dana BOS, Ini Jadwalnya!
BACA JUGA:Arbi Fokus Untuk Raih Poin Kembali di Ajang FIM JuniorGP
"Virus Covid-19 ini belakangan merambat antar sel," ujar Prof Nidom.
Setelah virus itu memperbanyak diri di dalam satu sel ia tidak keluar dari sel. Maka itu tidak membuat sel rusak. Virus itu langsung masuk ke sel sebelahnya.
Demikian seterusnya.