Siapa Membunuh Putri (20): Jangan Mengadu Domba

Kamis 22-09-2022,07:34 WIB
Reporter : Adminradarkaur
Editor : Adminradarkaur

Saya dipanggil ke masuk ke ruangan khusus menemui Kasatnarkoba Polres Bogram AKP Heru Rusdiyanto. Dia termasuk polisi senior.

Karirnya berjalan normal, tak pernah melejit. Orangnya bersih. Ferdy datang, dia temani Edo di ruang tunggu. 

Bang Eel, Bang Jon sudah ada di situ. AKP Heru menjelaskan razia malam itu bukan atas perintahnya. Itu razia liar atas suruhan eorang perwira terkait AKBP Pintor. 

Menurutnya, sudah lama ada kubu-kubuan di tubuh Polresta Borgam.  Yang sekarang di atas angin adalah kubu yang dikepalai oleh AKBP Pintor. 

”Saya ini netral. Saya tak suka kubu-kubuan. Saya selalu ingatkan Pak Kapolresta agar menghentikan itu. Tapi sepertinya beliau lebih mendengar suara lain,” kata AKP Heru. 

”Kasus Putri ini sejak awal saya tahu penanganannya tak benar. Itu semua kelihatan di sidang kan, berantakan semua. Keluarga AKBP Pintor, terutama ibu mertuanya tambah bikin kacau,” kata AKP Heru.    

”Jadi menurut Bapak kami harus bagaimana? Maksud saya di luar urusan pemberitaan. Kalau soal berita kami akan tetap seperti selama ini karena kami tak melanggar apa-apa,” kata Bang Eel.

”Terus saja memberitakan apa adanya. Akan ada mutasi besar-besaran,” kata AKP Heru.

”Kapolresta kita bertahan?” tanya saya.

”Masih nego kelihatannya. Kalau pun diganti momennya menunggu Hari Bhayangkara. Beberapa bulan lagi.”

”Nego apa ya, Pak Kasat?” tanyaku.

”Ada lah itu. Kita tunggu. Makanya agak kencang ini perlawanannya,” katanya, ”tunggu saja. Yang penting semuanya nanti yang terbaik buat kota Borgam kita ini.   

Bang Jon keluar ruangan lebih dahulu. Kepada saya dan Bang Eel, AKP Heru mau bicara terkait kasus pembunuhan Putri. Ia menjanjikan bisa atur waktu ketemu dengan penyelidik dari Satreskrim yang pertama kali memeriksa TKP, rumah AKBP Pintor.  Hasil penyelidikannya tak ada di BAP.  ”Kalau itu masuk BAP akan jelas semuanya, akan berubah konstruksi kasusnya,” kata AKP Heru. 

Pembicaraan kami hari itu tidak untuk diberitakan.  Edo dibebaskan. Kasusnya tidak diberkaskan. Saya mengira itu bagian dari upaya menekan kami saja terkait kasus pembunuhan Putri.  Sidang akan memasuki pembacaan putusan sela.  Kuat kemungkinan sidang tak akan berlanjut, ke pembuktian, karena kurangnya bukti-bukti. Tim pembela yang diketuai Restu Suryono bekerja dengan cemerlang. 

”Kenapa kau telpon Jon?” tanya Bang Eel, sesampainya kami di kantor. Edo saya suruh beristirahat. Semalaman dia tak tidur katanya.  ”Saya panik, Bang. Saya telepon saja orang-orang yang saya pikir bisa bantu bebaskan Edo,” kataku.  Bang Eel tak bicara lagi.  

Saya pun langsung bekerja. Membacai semua koran lokal dan koran nasional yang selalu datang agak siang. Nurikmal datang dengan berita bagus. Ia memotret iring-iringan mobil yang subuh-subuh diangkut ke pelabuhan tikus di Pulau Golong. Menurut info penduduk di sekitar situ, sudah berhari-hari kegiatan itu dilakukan. 

Tags :
Kategori :

Terkait