Siapa Membunuh Putri (20): Jangan Mengadu Domba

Kamis 22-09-2022,07:34 WIB
Reporter : Adminradarkaur
Editor : Adminradarkaur

”Mau dibawa ke mana?” tanyaku.

”Itulah yang sedang kita investigasi. Kita bisa pastikan itu bodong. Itu semua mobil dari Malaysia. Tanpa pelat.  Seperti mobil yang banyak beredar di Borgam sini.  Di sini legal, karena FTZ, kalau dibawa keluar harusnya kena pajak, kan, Bang…,” papar Nurikmal.     

Foto-foto yang berhasil dijepret Sapril kuat sekali. Ada trailer yang mengangkut mobil-mobil luar itu, proses memuat ke tongkang dan yang paling menarik adalah ada mobil yang jatuh sebelum termuat di tongkang. 

”Menurutmu siapa ya yang sedang bermain ini?” tanyaku.

Kalau tidak polisi ya tentara, kata Nurikmal. ”Kalau nggak, nggak mungkin Bea Cukai kayak membiarkan saja. Kok tidak tahu? Tak mungkin rasanya. Apalagi menurut info itu sudah berhari-hari, tiap malam, ratusan mobil,” kata Nurikmal.

 ”Kita konfirmasi ke Bea Cukai. Kalau dapat kita beritakan,” kataku.

”Oke, Bang,” kata Nurikmal.

Dinamika Kota edisi Senin itu berbeda sendiri. Sesekali bagus juga jeda dari berita panas pembunuhan Putri. Hanya kami yang menaikkan berita penyeludupan mobil itu. Eksklusif. Kami jadikan mobil yang jatuh di samping tongkang itu sebagai foto utama. 

Sementara koran lain memberitakan rencana putusan sela sidang kasus pembunuhan Putri.  Kami juga memberitakan kelanjutan kasus Putri.  Kami menulis khusus tentang TKP, rumah AKBP Pintor, dan Putri.  

Rumah itu tergolong mewah dan elite di Borgam. Tertutup dengan satu gerbang keluar masuk yang dijaga sekuriti 24 jam. Kami kumpulkan fakta dari beberapa orang, sekuriti, tukang kebun, petugas sampah, tukang sayur yang buka lapak di ujung kompleks. Kami melacak CCTV.  Kata petugas sekuriti, rekamannya disita petugas polisi sebelum tersiar kabar Putri menghilang.  Mencurigakan. Di mana rekaman itu?   

Beberapa wartawan televisi nasional dan koran Jakarta menghubungiku, beberapa datang ke kantor meminta foto. Saya berikan foto yang belum kami pakai. Saya minta mereka tak usah menyebut sumber fotonya dari kami. Tulis saja nama fotografer mereka sendiri.  Ini cara saya berbagi risiko. 

Naluri saya mengendus ini berita akan jadi isu nasional. Semakin lekas diberitakan media nasional, semakin aman bagi kami. Para wartawan media Jakarta itu juga ramai-ramai mengonfirmasi ke Bea Cukai. Jawabannya sama: mereka tidak tahu dan akan mengusutnya.  Saya mengikutinya di siaran berita televisi siang. Hampir semua televisi nasional menyiarkannya.  

”Bang, Pak Kapolres marah-marah. Ini dia sedang gelar jumpa pers,” kata Ferdy menelepon dari Mapolresta. 

”Kok jumpa pers? Kok marah-marah?” tanyaku.

”Itu ternyata mobil yang dikirim Kapolresta ke untuk Mabes,” kata Ferdy.

”Buat apa mobil sebanyak itu?”

Tags :
Kategori :

Terkait