Dawet Nawi

Kamis 13-10-2022,07:22 WIB
Reporter : Adminradarkaur
Editor : Adminradarkaur

Malam kejadian itu, Nawi tidak mengizinkan Eka ikut ke stadion. Tanpa alasan.

"Biasanya saya ikut. Boncengan naik sepeda motor," ujar Eka.

Hari itu Nawi berangkat ke Stadion Kanjuruhan bersama rombongan suporter dari Tegal, Jateng.

"Mereka datang sehari sebelumnya. Tidur di rumah saya ini," ujar Eka.

Berarti Eka nonton bola di TV? 

“Tidak," katanyi. 

Mengapa tidak menonton? 

"Malas. Katanya Arema kalah," jawab Eka.

Menjelang pukul 00.00 Eka menelepon teman suaminyi yang ada di stadion.

"Sam Nawi baik-baik saja. Ini ada di samping saya. Mau bicara?" jawab yang ditelepon.

"Tidak. Ganggu ia saja. Ya sudah kalau baik-baik saja," ujar Eka.

Tak lama kemudian ada orang datang ke rumahnyi: memberitahukan Nawi meninggal. Jenazahnya di rumah sakit.

Eka langsung menuju rumah sakit di Kepanjen. Perjalanan lebih 30 km.

"Nama suami saya itu aslinya Iwan. Di Malang jadi Nawi –orang Ngalam memang biasa membalik apa saja.

Soleh, wartawan Tugumalang.id lainnya, mencoba ke Pakis Aji. Si penjual dawet tadi tinggal di Pakis Aji. Yakni satu kecamatan antara kota Malang dan Kepanjen. 

Sampai di depan mulut jalan menuju rumah si penjual dawet, Soleh dicegat dua orang.

Kategori :