Oleh: Dahlan Iskan
Saya menerima ''tagihan'' dari Disway. Bertubi-tubi. Kemarin malam.
Awalnya tagihannya begini: ''kok belum kirim tulisan''. Sudah pukul 21.00.
Setelah tulisan saya kirim muncul lagi ''tagihan'' berikutnya: minta dikirim ulang.
"Tulisannya terpotong. Mohon dikirim ulang pakai email, agar lengkap," pintanya.
Saya tidak merasa ada yang terpotong. Saya diamkan tagihan itu.
Toh yang menagih bukan para komentator.
"Yang kami terima hanya empat alinea. Mohon dikirim ulang," tagihnya lagi.
Oh, saya paham. Tulisan pendek di Disway kemarin dikira hanya terkirim sebagian.
Padahal saya memang sengaja menulis sangat pendek. Tanpa memberi tahu kesengajaan itu.
Saya hanya ingin minta perhatian: hati-hati. Rupiah sudah merosot sampai Rp 15.500/dolar.
Ancaman ekonomi begitu berat. Kok kita masih asyik dengan politik.
Termasuk Presiden Jokowi sendiri.
Padahal beliau sudah tidak boleh maju lagi sebagai calon.
Harusnya, kata seorang pengusaha kecil di Tanah Abang, beliau ikhlas saja: untuk presiden akan datang serahkan pada mekanisme demokrasi.