Tinggal soal fokus. Presiden jangan lagi pikir urusan presiden akan datang.
Maka tagihan Disway itu saya abaikan. Saya harus cepat tidur. Malam sebelumnya saya sangat kurang tidur. Harus saya bayar segera.
Malam sebelumnya itu saya baru tidur pukul 02.00. Bangun pukul 05.00.
Biasanya kalau tahu jadwal hari itu padat sekali, saya paksakan menulis waktu subuh.
Saya simpan. Menjelang deadline saya update dengan perkembangan terbaru.
Senin subuh itu saya tidak bisa menulis. Jam 05.00 memang sudah bangun tapi harus siap-siap berangkat.
Pukul 07.00 harus sampai Karawaci. Bertemu orang di sana. Lalu pukul 08.30 harus sudah di Cikupa.
Saya tidak bisa meneruskan tidur di mobil. Harus menelepon banyak orang sepanjang perjalanan.
Saya hanya bisa menyesal mengapa baru tidur jam 02.00 lebih malam itu. Sudah tua. Tidak tahu diri.
Sebenarnya saya ingin tidur pukul 23.30. Toh Liverpool pasti kalah. Manchester City pasti bisa menggundulinya.
Tahun ini City lagi hebat-hebatnya. Belum pernah kalah satu kali pun. Haaland juga lagi hot: bikin hat-trick tiga kali berturut.
Malam itu pun Haaland pasti akan menjebol gawang Liverpool. Bahkan, mungkin, empat atau lima gol. Sendirian. Liverpool lagi payah awal musim ini.
Maka begitu Liverpool kebobolan satu gol saya akan langsung tidur. Tidak mentolo melihat hujan gol berikutnya.
Kasihan. Juga kasihan pada pelatih Jurgen Klopp yang terlihat kian tua dan kurus.
Saya akan memilih seperti Eka Damayanti, istri almarhum Nawi Aremania itu: tidak mau melihat pertandingan ketika Arema sudah kalah oleh Persebaya.
Ternyata, sampai 10 menit, City belum bisa memasukkan gol. Pun 20 menit. Tumben.