RADARKAUR.CO.ID - Demi meningkatkan performa Twitter di era digital 2.0 Elon Musk beri ultimatum terkait jam kerja dan intensitas karyawan.
Ultimatum Elon Musk mendapat banyak penolakan dari Karyawan. Penolakan itu dilakukan dengan cara karyawan Twitter resign berjamaah alias hengkang dari Twitter.
Elon Musk meminta karyawan untuk bekerja lebih lama demi meningkatkan kualitas Twitter. Serta tidak memberi kelonggaran pada karyawan yang bekerja dari rumah atau WFH.
Kronologi karyawan Twitter resign itu bermula ketika Elon Musk melayangkan ultimatum. Ia meminta karyawan bekerja lebih keras dari biasanya.
BACA JUGA:KABAR GEMBIRA Harga BBM Resmi Turun di 34 Provinsi per tanggal 18 November 2022
BACA JUGA:Rudi Salam Meninggal Dunia, Chris Salam: Sudah Lama Depresi hingga Hipersomnia!
Lalu, tegas Elon Musk mengatakan bagi karyawan yang tidak bisa menyanggupi boleh langsung mengundurkan diri.
Jadi jika tidak mau bekerja keras, maka karyawan Twitter resign langsung akan diberi 3 bulan gaji sebagai pesangon alias dipecat.
Sehingga karyawan betul-betul harus menjaga performanya demi membangun Twitter.
Ultimatum itu disampaikan oleh Elon Musk melalui pesan E-mail yang ia tujukan untuk seluruh karyawan.
BACA JUGA:DIBUKA Pendaftaran Badan Adhoc Pemilu 2024 di SIAKBA, Simak Cara Daftar, Gaji dan Masa Kerja
BACA JUGA:Pawang Hujan Pensiun, Jokowi Rekayasa Hujan Jelang Gala Dinner KTT G20
Karyawan yang bersedia bisa mengklik tautan e-mail. Hanya separuh dari ribuan karyawan menyetujui ultimatum itu.
Elon Musk menuliskan isi pesannya: “Ke depan, untuk membangun Twitter 2.0 dan sukses di dunia yang semakin kompetitif, kita perlu untuk benar-benar hardcore. Ini artinya bekerja dalam jam kerja panjang di intensitas tinggi. Hanya performa istimewa akan lolos passing grade,”.
Bagi karyawan yang tidak menyanggupi ultimatum Elon Musk artinya memilih resign.