KAUR, RADARKAUR.CO.ID - Sejak satu bulan terakhir, penyakit busuk batang serang jagung milik petani Desa Pulau Panggung Kecamatan Luas Kabupaten Kaur.
Akibatnya, hasil panen petani anjlok hingga 50 persen lebih. Petani jagung terpaksa melakukan panen dini lantaran takut gagal juga terpaksa dilakukan. Sehingga berdampak kualitas hasil produksi.
Salah seorang petani jagung Yadi (35) warga Desa Pulau Panggung Kecamatan Luas, mengatakan akibat penyakit busuk batang yang mengganggu pertumbuhan tanaman.
Ciri tanaman terserang penyakit busuk batang adalah tanaman tampak layu atau kering seluruh daunnya.
Pangkal batang yang terserang akan mengalami perubahan warna dari hijau menjadi kecoklatan. Bagian dalam batang busuk serta bagian kulit luarnya tipis sehingga mudah rebah.
Bagian dalam batang busuk serta bagian kulit luarnya tipis sehingga mudah rebah. Berdampak pada turunnya hasil produksi.
"Dari lahan kurang lebih seluas satu hektare. Hasil panen yang didapat paling tidak sekitar tiga ton jagung pipih. Kini hanya mentok di angka 1 ton saja," ungkap Yadi pada RKa, Senin 21 November 2022.
"Karena takut penyakit makin mengganas, dan gagal panen. Saya dan petani lain terpaksa panen dini. Biasanya umur tiga bulan baru panen, kini saat umur dua bulan sudah dipanen. Selain kualitas yang turun, kadar beratnya juga berkurang," keluhnya.
Diungkapkannya pula, selain mengeluhkan penyakit batang busuk yang membuat hasil panen merosot.
Anjloknya harga jagung pipih di tingkat petani, Rp 2.700 per-Kilogram. Membuat para petani jagung kian menjerit.
Bila tanaman jagung di Desa Pulau Panggung Kecamatan Luas. Mengeluhkan tanamannya terserang penyakit busuk batang.
Berbeda halnya dengan petani jagung di Desa Sinar Jaya Kecamatan Kaur Tengah. Tanaman jagung petani desa tersebut, diserang penyakit "bule" atau bulai.
Penyakit ini, menjadi salah satu penyakit utama yang menyerang tanaman jagung. Disebabkan jamur parogen Peronosclerospora maydis, atau Peronosclerospora philippinensis.
Penyebaran aran penyakit ini sangat meluas, bahkan risiko kerugian akibat penyakit bulai bisa mencapai 100 persen.
Tarmizi (38) warga Desa Sinar Jaya, salah satu petani jagung mengatakan, serangan penyakit ini, terpantau sejak dua pekan terakhir.