Walaupun tidak memasaknya sendiri, banyak pedagang yang menjual Kue tradisional khas Bengkulu Selatan ini. Berapapun yang dijual pasti laku keras karena Gelamai memiliki cita rasa unik.
BACA JUGA:GERAM! Anak SMP ini Dicabuli Teman Facebook, Perbuatannya Terekam CCTV
BACA JUGA:Jadi Anggota Parpol, Perangkat Desa Diminta Mundur
Ada banyak hal menarik dari tradisi Ngidak Gelamai yang wajib diketahui. Apa saja itu?
Pertama, Ngidak Gelamai harus dilakukan beramai-ramai dengan cara gotong royong. Memasak Gelamai memerlukan keahlian dan kesabaran ekstra karena masakan yang sekilas mirip dodol ini harus dimasak selama 8 jam.
Karena cara memasaknya diaduk, dibutuhkan banyak personel yang bergantian mengaduk gelamai.
Keunikan tersembunyi dari tradisi masyarakat Bengkulu Selatan menjelang lebaran adalah bentuk gotong royong memasak Gelamai setelah melaksanakan Sholat Tarawih.
BACA JUGA:641 Nelayan di Kaur Belum Terima BLT BBM
BACA JUGA:11.000 Anak di Kaur Belum Memiliki Kartu Identitas
Biasanya keluarga yang mengundang tetangga untuk membantu Ngidak Gelamai akan mendirikan tenda kecil untuk menaungi tim pengaduk dari kemungkinan cuaca tidak baik.
Kedua, dimasak menggunakan Lubang perapian bukan tungku jumbo. Fakta menarik lainnya dari tradisi memasak Gelamai ialah dimasak menggunakan Lubang Perapian dengan posisi wajan menyentuh tanah secara langsung.
Lubang perapian yang digali berbentuk memanjang dan sedikit dalam atau menyesuaikan penampungan kayu bakar yang bisa dimasukkan kedalam lubang. Setelah api menyala, wajan berukuran jumbo ditaruh di atas perapian.
Uniknya, bagian bawah wajan menyentuh tanah secara langsung tanpa ada penggalang batu, dll.
BACA JUGA:Terbuka Bagi Tamatan SMA! Simak 430 Lowongan di Job Fair Pemprov Bengkulu, Cek Tanggalnya!
Tidak perlu khawatir wajan akan tegelincir atau terjatuh, karena fungsi lubang perapian salah satunya untuk mengatur posisi nyaman wajan yang akan diaduk dalam waktu lama.