BENGKULU SELATAN (BS), RADARKAUR.CO.ID - Sepanjang tahun 2022, ada delapan kasus baru masyarakat di BS tertular Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), Senin (26/12).
Banyaknya masyarakat yang dinyatakan positif HIV/AIDS membuat Dinkes BS bersama Puskesmas gencar melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) kasus tersebut. Tujuannya untuk mengetahui dan mengukur sejauh mana efektifitas dan efisensi pelaksanaan program penanganan HIV/AIDS selama ini.
Kadis Kesehatan BS Didi Ruslan, S.KM, M.Si disampaikan Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Budi Syaputra, M.Kes menyebutkan, kasus baru masyarakat tertular HIV/AIDS tahun ini ada delapan orang. Jumlah itu belum ada penambahan, sejak November hingga Desember 2022.
Dari delapan kasus tersebut, berada di Kecamatan Seginim dan Kecamatan Kota Manna. Kasus ini sudah mengkhawatirkan dan harus menjadi perhatian serius semua pihak, khususnya Pemkab BS.
BACA JUGA:Potong Dahan Karet, Warga Tanjung Aur Bocor Kepala
BACA JUGA:Gerak Cepat, Progres Bedah Rumah Baznas 75 Persen
"Hingga saat ini tercatat ada delapan orang dengan HIV/AIDS. Kedelapan orang ini masih dalam pantauan dan pengawasan ketat petugas Dinkes BS," sampainya.
Lanjut Budi, pihaknya juga rutin melakukan pemeriksaan ke setiap orang yang terjangkit meskipun identitasnya dirahasiakan. Pemantauan dan pengobatan terus dilakukan termasuk Monev terhadap perkembangan terbaru.
Budi mengaku, berdasarkan informasi yang mereka terima dari penderita, penularan kasus ini dikarenakan hubungan terlarang sesama jenis dan penggunaan jarum suntik yang sama.
Budi membeberkan, ada enam potensi kuat yang jadi pemicu terjadinya penularan kasus HIV/AIDS dan harus diwaspadai masyarakat. Pertama melalui hubungan seksual bebas, ini paling beresiko tertular HIV.
BACA JUGA:5 Alasan Pensiun Dini Massal Menurut RUU ASN, Dipecat Secara Hormat atau Tidak Hormat?
BACA JUGA:Targetkan 1.000 Ha Kedelai Anjasmoro
Apalagi melakukan hubungan badan dengan penderita HIV. Selanjutnya, melalui jarum suntik yang tidak steril. Penyebaran HIV bisa melalui penggunaan jarum suntik.
Risiko makin besar apabila jarum suntik digunakan bergantian sehingga meningkatkan peluang terkontaminasi virus HIV.
Masih kata Budi, HIV juga bisa ditularkan melalui ibu hamil ke bayi dalam kandungan maupun saat persalinan. Selain itu, cara penularan HIV/AIDS bisa melalui proses menyusui.