3 Buku Mahakarya yang Menceritakan Kisah-Kisah Hebat melalui Tulisan yang Mengerikan

Selasa 21-02-2023,09:06 WIB
Reporter : Ucha Mutiara Anggela
Editor : Muhammad Isnaini

BANDUNG, RADARKAUR.CO.ID - Sulit untuk mengatakan dengan tepat apa yang membuat seseorang menjadi penulis yang baik. Tetapi lebih sulit lagi untuk mengatakan apa yang membuat seseorang menjadi penulis yang buruk.

“Dunia sastra,” catatan Emily Temple dari Lithub , “bisa menjadi ruang gema (…) jika cukup banyak orang yang mengatakan sebuah buku 'hebat', itu menjadi resmi. Itu menjadi Buku Hebat, dan pandangan ngeri diberikan kepada siapa saja yang berani meremehkannya.

Kritik seni, seperti seni itu sendiri, secara inheren bersifat subyektif, dan opini berubah seiring berjalannya waktu. Sebuah buku yang diabaikan saat penulisnya masih hidup mungkin akan dinyatakan sebagai mahakarya lama setelah mereka meninggal.

Demikian pula, buku-buku lama yang bagi kita para pembaca modern sebagai kuno atau tidak elegan dalam tulisan mereka mungkin akan membuat kesan yang sama sekali berbeda saat pertama kali diterbitkan.

Saat menilai kualitas sebuah buku, penting untuk bertanya pada diri sendiri apakah Anda adil atau tidak. Penulis Rusia Leo Tolstoy sangat membenci karya William Shakespeare.

BACA JUGA:7 Hal Sulit yang Dibuat Orang Berkelas Terlihat Mudah, Salah Satunya Menerima Kritik dengan Ramah

BACA JUGA:Ayam Geprek Tidak Digeprek, Kok Bisa? Berikut Sejarah Makanan Populer Indonesia Kesukaan Semua Kalangan

Namun, sementara Tolstoy yakin bahwa karya Shakespeare cacat secara objektif, pembacaan yang cermat atas kritiknya menunjukkan bahwa dia menganggap Shakespeare sebagai standar seorang penulis daripada seorang penulis naskah.

Meski begitu, banyak pembaca yang setuju bahwa ada sejumlah buku yang ditulis dengan mengerikan meskipun juga merupakan karya sastra yang mencengangkan.

Pada awalnya, ini mungkin tampak paradoks. Lagi pula, bagaimana sebuah buku bisa menjadi baik dan buruk pada saat yang bersamaan?

Jawabannya rumit, tetapi pada dasarnya bermuara pada fakta bahwa Sastra dengan huruf kapital L lebih dari sekadar pengembangan sintaksis atau naratif.

1. Don Quixote : Mahakarya yang tak terbaca

Contoh populer dari buku bagus dengan tulisan buruk adalah Don Quixote karya Miguel de Cervantes , yang mengikuti seorang bangsawan Spanyol yang berubah menjadi ksatria dalam upaya untuk membuktikan bahwa ksatria masih hidup.

BACA JUGA:Empat Formasi Prioritas CPNS 2023, Bersiap Ikuti Kebijakan Ini..

BACA JUGA:Bupati Kaur Lismidianto Ikuti Rakornas Pengendalian Inflasi Daerah Dipimpin Mendagri Tito Karnavian

Kategori :