BANDUNG, RADARKAUR.CO.ID - Untuk waktu yang lama, konsep work-life balance terasa seperti mitos yang tidak mungkin tercapai. Namun kemudian yang diperlukan hanyalah pandemi global dan penguncian yang diberlakukan pemerintah. Berikutnya untuk menunjukkan kepada pemberi kerja bahwa staf mereka dapat bekerja dari jarak jauh dan tetap menyelesaikan pekerjaan.
Akankah Hari Kerja Non-Linear Menjadi Kerja Hybrid Baru?
Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa karyawan jarak jauh bekerja lebih lama secara keseluruhan daripada mereka yang berbasis di kantor. Selama sebagian atau sepanjang minggu—pekerja jarak jauh rata-rata memberikan tambahan 8,7 jam per minggu dibandingkan dengan rekan mereka di kantor yang rata-rata 6,5 jam tambahan .
Pasca-pandemi, sejumlah besar organisasi telah muncul dengan gagasan bahwa kondisi kerja yang fleksibel harus menjadi perlengkapan tetap.
BACA JUGA:Sultan Usul ASN Ada 3 Jenis: PNS, PPPK dan Honorer, Gimana, Setuju Ga?
BACA JUGA:Berikut Hasil Verifikasi Faktual Bakal Calon DPD RI Dapil Provinsi Bengkulu
Dan penelitian menunjukkan bahwa mengadopsi pendekatan yang lebih fleksibel di tempat kita bekerja tidak hanya meningkatkan keseimbangan kehidupan kerja, tetapi juga kesejahteraan mental dan fisik kita.
Namun, untuk beberapa pekerja jarak jauh, fleksibilitas nyata tidak hanya berkaitan dengan lokasi fisik. Ada pergeseran yang meningkat ke gaya kerja non-linier atau asinkron, yang pada dasarnya memungkinkan pekerja jarak jauh untuk bekerja sesuai jadwal mereka sendiri, daripada mengikuti model 9-5 tradisional.
Apa itu hari kerja non-linier?
Premis alur kerja non-linier sederhana: karyawan jarak jauh fokus pada hasil daripada tugas yang harus mereka selesaikan pada tanggal atau waktu tertentu, misalnya mencapai target mingguan atau bahkan bulanan, atau mendorong pendapatan per kuartal alih-alih berfokus pada proyek atau alur kerja harian.
Mengapa beberapa karyawan mencarinya?
Dari orang tua yang ingin memiliki lebih banyak waktu untuk menghabiskan waktu dengan anak-anak mereka di siang hari hingga pelari maraton yang perlu berlatih hingga tiga jam. Pekerjaan non-linier memungkinkan karyawan membagi hari mereka, mengatur jadwal mereka sendiri, dan menyesuaikan pekerjaan di sekitar hal-hal yang penting bagi mereka.
Pekerja neurodiverse juga dapat memperoleh manfaat; mereka yang menderita ADHD sering merasa paling produktif di malam hari, dan karena itu tidur lebih larut di pagi hari.
BACA JUGA:Anggota Tertua Gen Z Baru berusia 26 tahun, Generasi Mengubah Arti Berbelanja, Tinggal dan Bekerja