Adapun kepala-kepala musuh akan dikeringkan dan digantung di rumah mereka.
BACA JUGA:Karyawati Indomaret : Aku Kuat tapi Aku Capek, Sahabat: Seberat Itukah Sampe Nga so Tidak Sanggup?
Di beberapa rumah hingga kini ada yang menyimpan tengkorak kepala musuh yang diturunkan sejak zaman nenek moyangnya.
Membawa balik kepala musuh semasa Ngayau ini dianggap sebagai suatu anugerah berharga.
Selain itu, sebagai simbol kehormatan, keberanian, dan juga penolak bala.
Seorang pemuda yang akan menikah akan mendapatkan gelar "Bujang Berani" atau raja perani ataupun pahlawan ulung.
BACA JUGA:Yudin Mahmud, Suami Karyawati Indomaret Sulit Mengelak, Lilan Lantu Nekat Karna masalah ini
Sehingga keluarga calon istri akan merasa bangga memiliki pria yang akan mengawini anaknya.
Fenomena tradisi Ngayau juga dianggap sebagai satu peningkatan status sosial tertinggi pada masyarakat suku Dayak Iban.
Dengan begitu, saat ritual adat Gawai atau perayaan lainnya, mereka berhak menerima penghormatan tertinggi.
Meski tradisi Ngayau telah dianggap identik dengan suku Dayak, tetapi tradisi ini sudah tidak dilakukan kembali.
BACA JUGA:Hari Pertama jadi Plt Bupati Kaur, Herlian Muchrim Melantik 44 PPPK Kesehatan
BACA JUGA:Cerita Anies Baswedan, Cakra Pangeran Diponegoro dan Pemimpin Masa Depan
Dapat dikatakan bahwa kini tradisi Ngayau merupakan salah satu tradisi suku Dayak yang sudah punah.