Karena ia haanya punya waktu sampai besok pagi.
Hari sudah beranjak sore, namun Abu Nawas belum punya jawaban.
Saat matahari sudah hampir tenggelam, tiba-tiba ia dikejutkan dengan suara ayam yang bersahutan.
Namun saat ia memperhatikan ayam-ayam yang ada di samping rumahnya itu, Abu Nawas tersenyum lebar.
Ia sudah menemukan jawaban yang akan diberikannya kepada raja.
Malam itu, Abu Nawas bisa tidur dengan nyenyak sekali.
Esok hari, pagi-pagi sekali ia sudah tiba di Istana Sultan Harun Ar Rasyid.
Namun berbeda dengan kemarin, Kali ini Abu Nawas tidak dengan tangan kosong.
Ia menggendong seekor ayam betina dan sekeranjang telur.
Tidak lama, Sultan Harun Ar Rasyid keluar menemuinya.
"Pagi-pagi sekali kau datang Abu Nawas, sudah tau jawabannya? Atau kau sudah siap hidup di penjara di sisa usiamu?," kata Sultan Harun.
"Tentu saja aku sudah tau jawabannya paduka. Tapi sebelum aku menjawab, aku ini paduka melihat ini dulu," kata Abu Nawas sambil menaruh sekeranjang telur tadi di tempat yang agak jauh tempatnya berdiri.
Setelah cukup lama, Abu Nawas kemudian melepas Ayam Betina itu.
Ayam Betina itu kemudian mengenali keranjang itu adalah tempatnya menaruh telur-telurnya.