"Lantas harus seperti apa Abu Nawas?," kata Sultan.
BACA JUGA:Sahabat Rusia, Presiden Brasil Konfirmasi Kehadirannya Dalam KTT BRICS di Afrika Selatan
BACA JUGA:Eris, Varian Terbaru COVID-19 dari Omicron, Meningkat di Amerika Serikat dan Inggris
"Biarlah hamba yang berada di atas kudai, sedangkan paduka berjalan kaki," kata Abu Nawas tanpa ragu.
"Kurang ajar kamu Abu Nawas, lancang sekali," timbal Sultan.
"Bukan bermaksud lancang paduka sultan, tapi sesekali rakyat perlu melihat langsung kemurahhatian paduka Sultan. Agar rakyat semakin mencintaimu," kata Abu Nawas diplomatis.
Sultan Harun menangkap ada kebenaran dalam perkataan Abu Nawas itu.
BACA JUGA:Wilayah Utara Rusia, Tiada Malam Sebenarnya, Disebut Hari Kutub dan Malam Putih, Apa Maksudnya?
BACA JUGA:Kuliev: Rusia adalah Negara Inovatif
Ia lantas setuju. Sultan bermaksud menyuruh Abu Nawas naik ke atas kuda hingga sampai di ujung kota.
Namun Abu Nawas punya rencana lain.
Untuk naik ke kuda Sultan juga sebenarnya sudah ia rencanakan.
Abu Nawas sama sekali tidak pingsan atau kecapekan.
BACA JUGA:Doa Abu Nawas Ditemukan di Saku Baju, Imam Syafi'i Menangis Membaca Isinya
BACA JUGA:Malam 7 Agustus di St Petersburg Rusia menjadi yang Terhangat sejak 1881
Ia mengetahui bahwa rombongan Sultan akan melintasi jalan itu, hingga ia kemudian pura-pura pingsan.