Dan membuat Sultan terlihat bermurah hati dimata rakyat itu juga bagian dari rencananya.
Dan duduklah Abu Nawas di atas kuda Sultan, sementara Sultan berjalan kaki dengan dibuat segagah mungkin.
Memang betul sepanjang jalan semua warga yang dilalui melihat langsung ke arah Sultan dan Abu Nawas.
Abu Nawas yang berada diatas kuda betul-betul memanfaatkan situasi.
BACA JUGA:Presiden Rusia Membahas KTT BRICS dengan Presiden Afrika Selatan, Indonesia Gabung BRICS?
Buah-buahan dan makanan yang disiapkan untuk Sultan ia makan sampai ludes.
Begitupun minuman-minuman segar yang banyak tergantung di kuda itu, juga sudah ia reguk semuanya.
Setelah berjalan cukup jauh, Sultan mulai merasakan kehausan, ia memberikan kode kepada Abu Nawas agar berhenti.
Namun Abu Nawas menjawabnya banyak rakyat yang memperhatikan. Tunggu sampai agak lengang.
BACA JUGA:Khairul Adlani Wakili Provinsi Bengkulu di ajang Sekolah Duta Maritim Indonesia III Aspeksindo 2023
BACA JUGA:Rubel Rusia Melonjak, Dolar AS Justru Diambang Kehancuran Dampak Inflasi Amerika
Abu Nawas malah mempercepat jalan kudanya, sampai kemudian Abu Nawas meninggalkan rombongan Sultan dan pengawal-pengawalnya.
Tiba di Istana, Abu Nawas menaruh sendiri kuda Sultan kemudian pergi dari tempat itu tanpa dosa.
Sementara Sultan Harun Ar Rasyid terpaksa digendong oleh pengawalnya karena sudah terlalu capek berjalan kaki.***