"Setelah kita mempunyai prediksi-prediksi tersebut, kita memakai statistik tersebut untuk meng-generate menggunakan beberapa generate model AI berbeda," ucapnya.
Masa.ai memiliki visi untuk membuat edukasi lebih interaktif. Karena, dia menyebutkan saat ini edukasi di Indonesia sangat rendah.
Dia mencontohkan, kalau bimbingan belajar (bimbel) paling murah per season, per jam itu sekitar 50 ribu per anak.
Maka jika dihitung per bulan akan mencapai jutaan rupiah.
"Dengan masa kita ingin menstremline proses itu dan kita menjual hanya 38 ribuan. Dengan menggunakan masa guru bisa mengakses ke data murid," tutur Davyn.
BACA JUGA:REKOMENDASI TERBAIK OJK 2023, Pinjol Cepat Cair dan Dijamin Aman
BACA JUGA:Mudah Banget, Begini Cara Beli iPhone di iBox dan Shopee via Akulaku, Proses Cepat Cicilan Ringan
Kecerdasan Buatan Karya Anak Bangsa
Panelis lainnya berasal dari Institut Teknologi Bandung (ITB), yakni Ayu Purwarianti selaku Kepala Pusat AI ITB.
Dalam penjelasannya, Ayu menuturkan, saat ini ITB berhasil menciptakan AI buatan anak bangsa.
“Sebanyak 30 dosen dari berbagai fakultas di ITB, kemudian mendirikan Pusat AI ITB. Ada beberapa NLP (Natural Language Processing) yang sudah kita bangun dan sudah kita pasang di beberapa tempat dengan menggunakan Bahasa Indonesia,” kata Ayu.
Ayu menegaskan, penggunaan AI di masa mendatang diprediksi akan lebih intensif di tengah masyarakat. Misalnya untuk pelayanan publik. Pasalnya, kata Ayu, melalui AI ini mampu mempercepat proses input data dan mempermudah digitalisasi.
Ayu menjelaskan, beberapa produk yang berhasil dibuat di Lab AI ITB salah satunya Indonesia Social and News Media Analytics dan Indonesia Social Technology.
“AI ke depannya bagaimana? Tergantung. Apakah kita mau jadi pengguna atau kita sebagai pembuat AI. Terkait ekosistem AI, jika ingin maju maka sebaiknya menggunakan AI buatan anak bangsa,” tuturnya.
BACA JUGA:TERBARU, PT KAI Hadirkan Kereta Luxury Generasi 3, Fasilitas Wow dengan Harga Terjangkau