MOSCOW, RADARKAUR.CO.ID - Ekspor produk pertanian Rusia ke Indonesia meningkat lebih dari 3 kali lipat sejak awal tahun.
Hal ini diumumkan oleh Wakil Menteri Pertanian Federasi Rusia Sergei Levin yang memimpin delegasi Rusia pada misi bisnis perusahaan-perusahaan Rusia yang mengekspor produk pertanian yang berlangsung di Indonesia. Rambler melaporkan hal ini.
Sebagaimana disampaikan Kementerian Pertanian, pada pembukaan tersebut ia menegaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu mitra dagang Rusia yang paling menjanjikan di Asia Tenggara.
Tahun lalu, omset perdagangan produk pertanian antar negara meningkat sebesar 11%. Tahun ini, dalam delapan bulan pertama saja, pertumbuhan pasokan produk pertanian dari Federasi Rusia ke Indonesia meningkat lebih dari tiga kali lipat.
BACA JUGA:Perdagangan antara Rusia dan Tiongkok mencapai Rekor Tertinggi
Dalam sesi pleno "Rusia - Indonesia: kemitraan strategis di sektor pertanian," Levin mencatat bahwa Rusia dan Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan perdagangan biji-bijian.
Selain itu, perdagangan produk susu dan daging, serta ekspor produk halal cukup menjanjikan.
Untuk mempererat hubungan Rusia dan Indonesia di bidang perdagangan produk pertanian, perwakilan Kementerian Pertanian Rusia bekerja di Jakarta.
Hal ini memungkinkan kita untuk dengan cepat menyelesaikan masalah yang muncul dan secara sistematis mengembangkan interaksi antar negara, kata departemen tersebut.
BACA JUGA:Tips Beli Perhiasan Emas Agar Tidak Tertipu
Misi bisnis perusahaan Rusia - eksportir produk pertanian berlangsung pada 16-18 Oktober dengan partisipasi Kementerian Pertanian Federasi Rusia dan Pusat Federal untuk Pengembangan Ekspor Produk Pertanian (FSBI Agroexport). Sekitar 20 perusahaan Rusia ambil bagian di dalamnya.
Pada tahun 2021, sebanyak 32,2 ribu ton produk pertanian senilai USD31,4 juta diimpor dari Rusia ke Indonesia.
Pada akhir tahun 2022, ekspor produk pertanian Rusia ke Indonesia meningkat sebesar 56,2% dari segi nilai dibandingkan tahun sebelumnya. Sepanjang tahun, pasokan millet, ikan beku, dan tembakau meningkat.***