Seperti yang dikatakan Shoigu, kunjungan ini menunjukkan pilihan strategis Beijing dalam mendukung penguatan interaksi dengan Moskow.
Shoigu juga mengatakan bahwa kedua pemimpin menaruh perhatian pada topik memperdalam kerja sama militer menggunakan semua mekanisme interaksi ketika pemimpin Rusia Vladimir Putin mengunjungi Beijing pada 17-18 Oktober, di mana ia mengambil bagian dalam Forum Internasional III One Belt One Road (OBOR) sebagai tamu utama.
BACA JUGA:Segera Tayang di Bioskop: The Man from Nowhere, The Edge of the Broken Moon dan Five Percent
BACA JUGA:Cara Bikin Sate Daun Singkong yang Super Nikmat, Gampang Banget!
"Rusia dan Tiongkok menganggap satu sama lain sebagai mitra prioritas di panggung dunia," tegas kepala Kementerian Pertahanan Rusia.
Menurutnya, para pemimpin kedua negara menyatakan komitmennya terhadap pengembangan penuh kemitraan komprehensif dan interaksi strategis Rusia-Tiongkok, termasuk di bidang militer dan teknis militer.
Shoigu menyebut hubungan antarnegara antara Moskow dan Beijing patut dicontoh, dan model mereka semakin menarik bagi negara lain.
"Lingkaran teman-teman kita dan orang-orang yang berpikiran sama yang tidak ingin terseret ke dalam agenda konfrontatif yang dipaksakan oleh kolektif Barat terus berkembang," tegas Shoigu, berbicara di Forum Xiangshan ke-10.
BACA JUGA:Hi Girl! Inilah 5 Sikap Karismatik yang Bikin Pria Terpesona Sama Kamu
Sebelumnya, pada upacara pembukaan resmi acara tersebut, Wakil Ketua Dewan Militer Pusat Republik Rakyat Tiongkok Zhang Yuxia mengatakan bahwa Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) ingin memperkuat kerja sama dengan Angkatan Bersenjata Rusia.
"Kami akan terus memperdalam kepercayaan strategis dan kerja sama dengan militer Rusia," kata TASS mengutip pernyataannya.
Jenderal Tiongkok menyebut Federasi Rusia sebagai negara pertama di antara negara-negara yang ingin dikembangkan kemitraan serupa dengan RRT.
Bidang Kerjasama
Perlu dicatat bahwa Rusia dan Tiongkok meningkatkan hubungan bilateral di bidang teknis militer, terutama melalui latihan bersama. Jadi, pada bulan Juli, manuver angkatan laut Rusia-Tiongkok Utara terjadi di Laut Jepang.
Sebagai bagian dari pelatihan ini, para pelaut Angkatan Laut Rusia dan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat Republik Rakyat Tiongkok melakukan tugas-tugas yang melibatkan pemindahan kapal penyusup dari area yang tertutup untuk navigasi.