Makanan yang kamu konsumsi memberikan energi dan nutrisi yang mendukung kinerja otak.
Ketika kamu melewatkan waktu makan, otakmu dapat mengalami penurunan pasokan energi yang signifikan.
Dampaknya, konsentrasi dan fokus kerja kamu bisa merosot drastis. Tugas-tugas yang sebelumnya dapat diselesaikan dengan cepat dan efisien, kini mungkin akan terasa lebih sulit dan membutuhkan waktu lebih lama.
Hal ini bisa mempengaruhi produktivitas kerja dan kualitas hasil kerja yang dihasilkan.
Jadi, jangan hanya menyalahkan tenggat waktu yang ketat atau kebijakan bos yang membutuhkan hasil kerja cepat.
Sebenarnya, mungkin saja masalahnya terletak pada keterlambatan asupan makanan yang memengaruhi performa otakmu.
Menjaga pola makan yang teratur bukan hanya penting untuk kesehatan fisik, tetapi juga memiliki dampak besar pada kinerja mental dan konsentrasi selama bekerja.
BACA JUGA:80 Persen Orang Rusia Berlibur di Tahun Baru, Ini Kota Tujuan Terpopuler yang Bakal Dikunjungi
3. Perubahan Mood sebagai Dampak Keterlambatan Asupan Makan
Perubahan mood yang dialami sebagai dampak keterlambatan asupan makan merupakan hal yang sebaiknya diperhatikan.
Analogi dengan perubahan cuaca di musim hujan mencerminkan fluktuasi emosional yang mungkin terjadi secara mendadak.
Ketika tubuh belum menerima asupan makanan, gula darah dapat turun drastis, dan hal ini dapat memengaruhi mood secara signifikan.
Mood yang awalnya ceria dapat berubah menjadi sangat cranky atau mudah tersinggung. Faktor penurunan gula darah ini memberikan gambaran tentang korelasi antara nutrisi yang cukup dan stabilitas emosional.
Dengan kata lain, bukan hanya perut yang merasakan lapar, tetapi juga mood seseorang yang ikut merasakan "lapar" emosional akibat ketidakseimbangan gula darah.