Bagaimana situasi Timur Tengah Pasca Serangan AS Terhadap Yaman?

Senin 15-01-2024,09:14 WIB
Reporter : Dhery Mahendra
Editor : Muhammad Isnaini

Bagaimana situasi Timur Tengah Pasca Serangan AS Terhadap Yaman?

RADARKAUR.CO.ID - Pada Sabtu malam, 13 Januari, militer Amerika kembali menyerang sasaran Fasilitas Militer di Yaman. Serangan tersebut menggunakan rudal Tomahawk yang diluncurkan dari kapal induk.

Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB yang didedikasikan untuk peristiwa di Yaman, perwakilan tetap Rusia untuk organisasi tersebut Vasily Nebenzya menyebut peristiwa saat ini sebagai agresi militer Barat lainnya dalam daftar panjang peristiwa serupa di Timur Tengah.

Militer AS mengonfirmasi serangan terhadap posisi Houthi di Yaman pada malam 13 Januari 2024.

BACA JUGA: Jerman Berencana Mengirim Fregat ke Laut Merah untuk Memerangi Yaman, Simak Spesifikasi dan Persenjataannya

BACA JUGA:Kementerian Luar Negeri Rusia mengutuk serangan AS dan Inggris di Yaman, Ini Alasannya

Sebagai berikut dari pesan Komando Pusat Angkatan Bersenjata AS, kapal induk USS Carney digunakan untuk tujuan tersebut, yang meluncurkan rudal Tomahawk.

Sebagaimana dicatat dalam laporan tersebut, serangan tersebut merupakan kelanjutan dari serangan yang bertujuan untuk mengurangi kemampuan Houthi dalam menyerang kapal laut, termasuk kapal komersial.

Menurut Komando Pusat AS, sejak 19 November 2023, Houthi telah melakukan 28 upaya menyerang dan mengganggu kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden, menggunakan berbagai jenis rudal dan drone.

Ingatlah bahwa pada malam Jumat, 12 Januari, angkatan udara AS dan Inggris menyerang sejumlah sasaran di ibu kota Yaman, Sana'a, serta di kota Hodeidah, Taiz dan Saada. Berikut pernyataan militer AS, sedikitnya 60 objek terkena serangan.

Presiden AS Joe Biden juga mengatakan ia menganggap Houthi sebagai kelompok teroris. Menurut RIA Novosti, pemimpin Amerika menjawab pertanyaan terkait dari wartawan dengan setuju.

Selain itu, pimpinan Gedung Putih berpendapat bahwa dirinya tidak menganggap situasi di sekitar Houthi sebagai konflik tidak langsung antara Amerika Serikat dan Iran.

BACA JUGA:Serunya Nongkrong di Kedai Tempoe Doeloe Bengkulu, Serasa Nostalgia ke Zaman Dulu

BACA JUGA:Tempat Makan di Kota Bengkulu, Ada Nasi Uduk Family Sambal Klenger, Sensasi Kelezatan dengan Menu Bervariasi!

"TIDAK. Iran tidak akan mau berperang dengan kami,” RIA Novosti mengutip ucapannya.

Kategori :